Pelemahan Rupiah Bikin AirAsia Merugi

Pesawat AirAsia
Sumber :
VIVA.co.id
Terbang ke Singapura atau Korsel Diskon 50% di Pameran Ini
- Presiden Direktur PT Indonesia AirAsia, Sunu Widyatmoko, mengatakan ekuitas negatif yang terjadi pada AirAsia salah satu penyebabnya adalah pelemahan rupiah. Pelemahan rupiah dinilai berdampak pada penerbangan international.

Bidik Wisman, AirAsia Buka Penerbangan Jakarta-Johor Bahru

"Kami akui pelemahan rupiah itu berdampak pada bisnis penerbangan, sehingga menyebabkan kita mengalami kerugian, jadi sejak melemahnya rupiah dipertengahan 2013, 2014 dampaknya kita mengalami kerugian," kata Sunu di Hotel Ritz Carlton, Senin 10 Agustus 2015.
5 Besar Maskapai Penerbangan Termurah Dunia 


Ia berjanji, segera memenuhi ketentuan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengubah ekuitas negatif perusahaan menjadi positif. "Kami butuh proses dan waktu, dan kita pasti memenuhi ketentuan waktu yang ditetapkan pada bulan september itu," kata dia.


Sunu mengatakan, salah satu opsi yang dilakukan adalah dengan menerbitkan surat utang, atau obligasi. "Sebelum ditetapkan apa yang harus kita lakukan agar positif, tentu akan dikaji terlebih dahulu, ada sejumlah opsi dan mungkin obligasi adalah salah satunya," kata dia.


Menurut Sunu, ekuitas positif dipastikan akan tercapai sebelum akhir September atau batas waktu yang ditetapkan Kementerian Perhubungan. Adapun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), lakan segera dilakukan. Hanya saja untuk kapan waktunya, Sunu enggan mengatakan.


"RUPS, Secepatnya, sedang dijadwalkan, karena itu dari pemegang saham, kalau IPO (penawaran umum perdana saham) enggak mungkin tahun ini. Ini kan ekuitas, jadi identik dengan pemegang saham. Kalau IPO, saya rasa masih belum," kata dia.


Seperti diketahui, perusahaan dengan ekuitas negatif adalah perusahaan yang mengalami kerugian ditanggung lebih besar daripada modal yang dimiliki.


Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, sebelumnya menyarankan perusahaan tersebut hendaknya dapat mengonversikan utang menjadi saham, sehingga modal perusahaan menjadi positif. "Terserah upayanya seperti apa," tutur Jonan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya