Begini Cara NASA Hancurkan Asteroid

Ilustrasi Asteroid menabrak Planet Bumi.
Sumber :
  • secretsofthefed.com

VIVA.co.id - Peneliti antariksa sudah mengantisipasi bahaya asteroid. Batu luar angkasa itu bisa mengancam kehidupan di bumi. Jika masuk dan lolos dari atmosfer bumi, maka akan terbayang kengeriannya.

Buktinya sudah bisa kita lihat. Bagaimana saat meteor berdiamater 20 meter menembus langit di Chelyabinsk, Rusia pada Februari 2013. Dengan ukuran yang relatif kecil itu saja, sudah merepotkan satu kota dan ribuan warga dilaporkan terluka. Meteor tersebut diperkirakan melepaskan energi setara 500 kiloton TNT saat masuk ke Kota Chelyabinsk. Energi tersebut 20 sampai 30 kali bom atom Hiroshima.

Nah untuk mengantisipasi hal serupa di masa mendatang, Badan Antariksa AS (NASA) terus mengkaji bagaimana menangkal asteroid yang mengancam bumi.

Dikutip dari National Geographic, Selasa, 4 Agustus 2015, ada beberapa opsi yang sejauh ini sudah dipertimbangkan. Mulai dari menyenggol asteroid agar lintasan batu antariksa itu tak jadi mengancam bumi; menangkap asteroid dengan pesawat antariksa dan kemudian membuangnya di luar orbit bumi; sampai meledakkan asteroid dengan nuklir.

Ada kendala untuk menjalankan dua skenario pertama. Untuk skenario menyenggol, butuh momentum energi yang besar dan pesawat antariksa penabrak harus berkecepatan tinggi saat menabrak batu antariksa.

Sedangkan untuk skenario menangkap asteroid juga punya tantangan rumit. Semakin besar asteroid maka dibutuhkan pesawat antariksa yang besar pula agar bisa menangkap dan membuangnya.

Maka kini peneliti mulai melirik skenario ketiga. Mengebom asteroid dengan nuklir. NASA menyiapkan skenario ketiga itu dengan mempersiapkan pesawat antariksa Hypervelocity Asteroid Intercept Vehicle (HAIV). Opsi ini merupakan ide dari Brent Barbee, insinyur dinamika penerbangan Goddard Space Flight Center NASA dan Bong Wie, direktur pendiri Asteroid Deflection Research Center, Iowa State University, AS.

Pada skenario ini, pesawat antariksa pengebom akan mendekati asteroid target dalam kurang dari dua jam. Pada pesawat terdiri dari dua bagian. Bagian depan akan mendeteksi target asteroid dan mengidentifikasi titik ledakan.

Kemudian tahap kedua, dalam waktu kurang sat satu menit, pesawat akan melepaskan bagian 'kepala', sebuah inseptor kinetik, yang berisi peralatan pengebom menuju target titik ledakan.

Bagian 'kepala' yang dilengkapi dengan sensor akan mendeteksi permukaan asteroid dan mengirimkan sinyal untuk memulai ledakan nuklir. Bagian kepala tersebut kemudian akan menabrak permukaan asteroid dan menciptakan sebuah kawah di permukaan.

Setelah ada kawah, maka bagian sisa pesawat akan masuk ke dalam kawah dan meledakkan perangkat nuklir utama. Ditargetkan dengan ledakan di bagian dalam kawah akan memecah asteroid menjadi kepingan.

Rudal pada HAIV dirancang untuk dapat mengintersepsi dan menghancurkan asteroid dengan diameter 140 meter.

Barbie dan Wie mengatakan untuk menguji terbang HAIV setidaknya butuh biaya US$500 juta setara Rp6,75 triliun. Sejauh ini NASA belum mendanai sepeserpun program uji coba tersebut.

Tantangan

Namun demikian skenario itu harus menghadapi tantangan. Megan Syal, peneliti  Lawrence Livermore National Laboratory di California, AS mengatakan sebelum meledakkan asteroid, skenario harus benar-benar memastikan komposisi permukaan asteroid. Jika permukaan asteroid berunsur ringan seperti mineral air atau air es, sensor dan peledak akan mampu menembus lebih dalam permukaan asteroid.

"Ini lebih sulit untuk memberikan energi yang efisien dalam kasus ini," kata Syal.

Selanjutnya bagaimana memastikan ledakan nuklir benar-benar dilakukan di dalam perut asteroid. Sebab sebuah studi telah memperkirakan ledakan bagian perut 20 kali lebih efektif dibanding ledakan di permukaan.

Skenario pengeboman akan sia-sia jika asteroid bergerak dengan kecepatan 300 Km per detik.

Peneliti juga menyebutkan asteroid yang berstruktur solid lebih mudah diledakkan dibanding asteroid dengan struktur berpori.

Untuk memulai misi penangkalan asteroid, NASA sudah memiliki target yaitu asteroid Bennu. Pada 2016, NASA akan meluncurkan OSIRIS-Rex yang akan menyurvei asteroid Bennu dan membawa sampel asteroid tersebut. Asteroid ini diperkirakan akan menabrak bumi sekitar tahun 2175-2196.

NASA Siapkan Pesawat Khusus untuk Asteroid Pengancam Bumi

(mus)