Aurora Muncul di Planet Lain untuk Pertama Kalinya

Aurora di Planet Katai atau Dwarf Brown
Sumber :
  • Chuck Carter/Greg Halinan/Caltech
VIVA.co.id
- Para ilmuwan melaporkan bahwa mereka telah mendeteksi keberadaan aurora di luar Bumi. Ini merupakan kejadian yang pertama kalinya di alam semesta.


Diketahui, aurora merupakan fenomena alam yang terjadi di langit, tepatnya pada lapisan ionosfer. Lukisan warna-warni langit itu terjadi akibat adanya interaksi medan magnetik yang dimiliki Bumi, kemudian bergesekan dengan partikel yang berasal dari Matahari.


Dilansir dari
Bangun Dini Hari Pekan Ini, Bisa Lihat Lima Planet Sekaligus
BBC , Kamis, 30 Juli 2015, para ilmuwan internasional mengungkapkan bahwa cahaya alam yang biasa berada di Bumi bagian utara dan selatan itu kini dapat dijumpai di Planet Katai Cokelat atau Dwarf Brown. Planet tersebut berada sekitar 18 tahun cahaya dari konstelasi Lyra.
Fenomena Dua Sungai Beda Warna yang Saling Bertemu


Fenomena Unik, 2 Januari 2016 Nanti Gravitasi Bumi Berkurang
Mereka mengatakan, aurora yang dipancarkan sama persis dengan yang terjadi di Bumi bagian utara. Yang membedakannya dengan peristiwa di Bumi adalah cahaya aurora yang dihasilkan di planet ini satu juta kali lipat lebih terang dengan nuansa warna merah dan hijau.


"Ini adalah pertama kalinya kami melaporkan melihat aurora di Katai Cokelat," ujar Dr. Stuart Littlefair, seorang astronom dari University of Sheiffeld.


Dengan adanya temuan baru ini, dia mengatakan, kemungkinan bahwa planet lainnya di Tata Surya ini bisa melakukan demikian. Artinya, planet-planet lain bisa menghasilkan fenomena alam seperti aurora dan lainnya.


Untuk saat ini, para ilmuwan sedang meneliti munculnya aurora di luar Bumi. Apalagi di Katai Cokelat, kata Lilttefair, tidak seperti planet lainnya yang terkena partikel dari Matahari untuk menimbulkan fenomena alam itu.


Sementara ini, ia berasumsi, aurora di Katai Cokelat muncul akibat adanya gesekan dengan hidrogen di atmosfernya.


"Kemungkinan hal ini dikarenakan materinya sedang berupaya meninggalkan permukaan Katai Cokelat untuk menghasilkan elektron sendiri. Kami sudah mengetahui kalau Katai Cokelat memiliki awan di atmosfer. Sekarang kami tahu mereka mempunyai aurora," tuturnya.


Mengenai fenomena alam itu, para ilmuwan telah melaporkan ke dalam jurnal Nature. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya