NASA Rekam Asteroid Triliun Dolar Mengandung Platinum

Asteroid 2011 UW158
Sumber :
  • www.space.com/Arecibo Observatory

VIVA.co.id - Peneliti Badan Antarika Amerika Serikat (NASA) merilis video asteroid yang cukup 'istimewa'. Batu antariksa yang dimaksud bernama 2011 UW158 atau disebut dengan asteroid triliun dolar.

Asteroid itu bisa direkam oleh peneliti NASA saat terbang melintasi bumi pada 19 Juli 2015. NASA cukup beruntung bisa mengambil gambar asteroid tersebut, sebab saat terbang melintas, 2011 UW158 berpotensi menabrak.

Dikutp Space.com, Rabu 29 Juli 2015, asteroid triliun dolar itu dipandang sangat berharga bagi riset antariksa.

NASA Siapkan Pesawat Khusus untuk Asteroid Pengancam Bumi

Perwakilan dari perusahaan penambang batu antariksa Planetary Resources, asteroid 2011 UW158 merupakan salah satu asteroid kandidat untuk ditambang. Perusahaan itu bahkan sudah merencanakan untuk memulai penambangan asteroid dalam beberapa dekade mendatang.

Asteroid itu dijuluki batu antariksa triliun dolar berdasarkan estimasi nilai yang bisa didapatkan saat menambang benda antariksa tersebut.

Studi Planetary Resources sebelumnya memperkirakan asteroid 2011 UW158 mengandung platinum senilai US$5,4 triliun. Platinum merupakan elemen langka yang ada di bumi.

Menurut pengamatan yang dilakukan oleh Arecibo Observatory di Puerto Rico, asteroid tersebut memiliki panjang 600 meter dan lebar 300 meter. Arecibo pertama kali mengambil gambar detail asteroid itu pada 14 Juli 2015. Berbeda dengan asteroid pada umumnya yang terdiri dari kumpulan kerikil dan es, 2011 UW158 kemungkinan bertubuh padat.

Meski ambisi perusahaan adalah menambang logam dari asteroid, tapi fokus awal perusahaan itu adalah asteroid yang sarat dengan air. Alasannya, dengan menambang asteroid yang penuh kandungan air bisa berpotensi menemukan sumber energi murah dan mudah dikases oleh bakan bakar pesawat. Disebutkan pada air bisa dipisah menjadi hidrogen dan oksigen, yang mana merupakan komponen utama dari bahan bakar roket.

"Masalahnya adalah mengirim air bumi ke luar angkasa adalah sangat mahal sekali, walaupun peluncuran gratis," kata Presiden dan Kepala Insinyur Planetary Resources, Chris Lewicki dalam video.

Asteroid triliun dolar itu tak akan terbang lagi sampai 2018. Peneliti mengategorikan asteroid itu bukan sebagai asteroid yang mengancam bumi.