Kemendag Akan Manfaatkan Olimpiade Tokyo
Rabu, 22 Juli 2015 - 16:56 WIB
Sumber :
- REUTERS/Thomas Peter
VIVA.co.id
- Terpilihnya Tokyo sebagai tuan rumah penyelenggara Olimpiade Musim Panas 2020 menjadi sebuah peluang yang tidak akan disia-siakan oleh Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan.
"Kita harus memanfaatkan momentum itu. Produk
apparel
cukup punya peluang. Ke depan, produk
apparel yang harus mulai menyasar pasar Jepang adalah t-shirts, singlets, dan other vests,” kata Direktur Jenderal PEN Nus Nuzulia Ishak di Jakarta, Rabu, 22 Juli 2015.
Menurutnya, pasar impor t-shirts, singlets, and other vests di Jepang pada 2014 memiliki nilai sebesar US$2,2 miliar. Sementara itu, ekspor Indonesia ke Jepang untuk produk tersebut pada periode Januari-April 2015 sebesar US$24,89 juta.
Artinya, nilai ini mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu US$17,46 juta.
“Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa posisi Indonesia cukup kuat di Jepang dan peluang untuk meningkatkan nilai ekspor masih terbuka lebar,” ujar Nus.
Selain itu, Nus juga mempersiapkan masuknya produk-produk makanan dan minuman halal untuk masuk pasar Jepang. Menurut data yang dilansir Brand Research Institute, sekitar 350.000 wisatawan muslim berkunjung ke Jepang pada 2013. Menyongsong penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2020, diperkirakan jumlah wisatawan muslim ke Jepang akan meningkat dua kali lipat.
"Produsen makanan dan minuman halal Indonesia tidak boleh mengabaikan kesempatan ini," ucapnya.
Saat ini, pasar produk makanan halal di Jepang yaitu produk meat and edible meat offal, of the poultry of heading 01.05 (fresh, chilled or frozen) dan produk fowl (Gallus domesticus) meat (prepared/preserved). Kedua jenis produk ini memiliki pasar impor sebesar US$3,36 miliar pada 2014.
Nilai ekspor untuk produk meat and edible meat offal sebesar US$1,42 miliar, sedangkan nilai ekspor untuk produk fowl (gallus domesticus) meat
adalah US$1,94 miliar. Hingga kini, ekspor Indonesia untuk kedua produk tersebut belum mampu menembus pasar impor Jepang.
Ekspor makanan ke Jepang diperkirakan akan terus tumbuh. Berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan RI di Tokyo, saat ini, Jepang hanya mampu swasembada pangan sekitar 40 persen dari kebutuhan dalam negeri.
"Jepang sangat memerlukan lebih banyak impor produk makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri,” ujarnya.
Baca Juga :
Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi
Menurutnya, pasar impor t-shirts, singlets, and other vests di Jepang pada 2014 memiliki nilai sebesar US$2,2 miliar. Sementara itu, ekspor Indonesia ke Jepang untuk produk tersebut pada periode Januari-April 2015 sebesar US$24,89 juta.
Artinya, nilai ini mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu US$17,46 juta.
“Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa posisi Indonesia cukup kuat di Jepang dan peluang untuk meningkatkan nilai ekspor masih terbuka lebar,” ujar Nus.
Selain itu, Nus juga mempersiapkan masuknya produk-produk makanan dan minuman halal untuk masuk pasar Jepang. Menurut data yang dilansir Brand Research Institute, sekitar 350.000 wisatawan muslim berkunjung ke Jepang pada 2013. Menyongsong penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 2020, diperkirakan jumlah wisatawan muslim ke Jepang akan meningkat dua kali lipat.
"Produsen makanan dan minuman halal Indonesia tidak boleh mengabaikan kesempatan ini," ucapnya.
Saat ini, pasar produk makanan halal di Jepang yaitu produk meat and edible meat offal, of the poultry of heading 01.05 (fresh, chilled or frozen) dan produk fowl (Gallus domesticus) meat (prepared/preserved). Kedua jenis produk ini memiliki pasar impor sebesar US$3,36 miliar pada 2014.
Nilai ekspor untuk produk meat and edible meat offal sebesar US$1,42 miliar, sedangkan nilai ekspor untuk produk fowl (gallus domesticus) meat
adalah US$1,94 miliar. Hingga kini, ekspor Indonesia untuk kedua produk tersebut belum mampu menembus pasar impor Jepang.
Ekspor makanan ke Jepang diperkirakan akan terus tumbuh. Berdasarkan informasi dari Kantor Perwakilan RI di Tokyo, saat ini, Jepang hanya mampu swasembada pangan sekitar 40 persen dari kebutuhan dalam negeri.
"Jepang sangat memerlukan lebih banyak impor produk makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri,” ujarnya.
Baca Juga :
RI Tolak Kebijakan Kemasan Rokok Tanpa Merek di Australia
Hal tersebut melemahkan daya saing industri nasional.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :