DPR Minta Pemerintah Perhatikan Dampak Negatif Tol Cipali
Selasa, 14 Juli 2015 - 14:02 WIB
Sumber :
- ANTARA/Dedhez Anggara
VIVA.co.id
- Dibukanya tol Cikopo-Palimanan (Cipali) ternyata memiliki dampak negatif bagi masyarakat dan pengusaha yang berusaha di sekitar tol Pantura. Meski, dampak positifnya kemacetan tidak terjadi lagi di Pantura, terutama saat mudik.
Baca Juga :
Ini Alasan Harga BBM Hanya Turun Tipis
"Dampak negatifnya pada sistem perekonomian wilayah pantura sangat terasa. Seperti di wilayah Subang hingga Indramayu. Ini harus diperhatikan oleh pemerintah," kata Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) komisi V, Daniel Mutaqien Syafiuddin saat dihubungi, Selasa 12 Juli 2015.
Menurutnya banyak pengusaha yang mengandalkan pemasukan dari wilayah Pantura, terutama di masa mudik Lebaran. Namun, sejak tol Cipali dibuka, saat ini mereka justru tidak mendapat apa apa.
"Kendaraan roda empat pindah ke Cipali. Hanya roda dua yang melewati pantura. Saya kasih contoh ada teman saya pengusaha SPBU. Sebelum ada tol Cipali dia jual bensin 20 ton per hari. Setelah ada Cipali turun 50 persen lebih," katanya.
Dilanjutkannya, belum lagi pada sektor rumah makan. Banyak pengusaha yang mengalami penurunan omset. Padahal sektor ini juga menyerap tenaga kerja.
Turunnya pendapatan pengusaha berdampak pada tenaga kerja yang terancam kehilangan mata pencahariannya.
Politisi partai Golkar ini menyatakan telah penyampaikan hal ini berkali-kali pada pada rapat komisi dan pemerintah. "Selalu saya sampaikan. Pemerintah harus mengembangkan wilayah pantura," katanya.
Menurutnya salah satu solusi bagi wilayah pantura adalah mengembangkan sektor Industri.
"Subang sudah mengarah ke Industri. Indramayu juga harus didorong. Banyak potensi di Indramayu yang bisa didorong pemerintah pusat, semisal pembangunan pelabuhan," katanya.
Â
Dia juga mengharapkan, Pemerintah harus mempunyai konsep jelas dalam pembangunan daerah.
"Kalau Jakarta magnetnya kuat. Banyak investor datang. Magnet ini harus dibangun Di daerah dan didukung pemerintah pusat," katanya.Â
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dilanjutkannya, belum lagi pada sektor rumah makan. Banyak pengusaha yang mengalami penurunan omset. Padahal sektor ini juga menyerap tenaga kerja.