VIVAnews -- Secara formal Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia memang sedang membahas sengketa Blok Ambatat. Bahkan, sejumlah perwakilan Komisi I DPR sampai bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Mohd Najib Tun Abdul Razak.
Pada Senin 8 Juni 2009, secara resmi pula anggota dewan mengajukan protes terhadap pelanggaran kapal perang Malaysia di wilayah Indonesia. Upaya ini dilakukan dengan alasan agar Malaysia tidak meremehkan Indonesia, sebab negeri jiran itu tak punya wewenang di kawasan Kalimantan Timur itu.
Benarkah Malaysia tak meremehkan Indonesia? Banyak fakta yang menunjukkan betapa negeri ini tiada harga dimata Malaysia. Lihat saja, bagaimana kapal patroli Malaysia berseliweran di perairan Ambalat itu. Aksi kapal angkatan laut Malaysia itu sampai tertangkap kamera dan disiarkan tvOne.
Bukan hanya itu, mereka juga bertindak lebih berani lagi. Misalnya, pada Senin 27 Mei 2009 lalu, empat nelayan Indonesia yang mencari ikan dengan kapal ikan ”Aldi Jaya II” sampai ditangkap kapal perang Malaysia. Dan ini terjadi di wilayah perairan Indonesia.
Empat nelayan itu diangkut ke dalam kapal di interogasi. Kepada wartawan, seorang nelayan bernama Rudi mengatakan tentara Malaysia merampas 50 kilogram ikan hasil tangkapan mereka. ”Kami menangkap ikan di perairan Ambalat," katanya kepada wartawan.
Rudi yang sempat beradu mulut dengan angkatan laut Malaysia itu sampai kena bogem. Kemudian Rudi dan tiga temannya diusir. Nelayan yang berasalh dari Tarakan itu diancam akan ditembak jika berani masuk kawasan Ambalat lagi. Aksi patroli Malaysia ini belum ada perlawanan hingga sejumlah nelayan kembali di usir.
nurlis.meuko@vivanews.com