Jalan Tol Cipali Mulai Dipasangi Pita Kejut
Selasa, 7 Juli 2015 - 15:08 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id
- Walau baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu, Jalan Tol Cikopo - Palimanan sudah banyak memakan banyak korban jiwa. Belum memadainya fasilitas, menjadi alasan utama kecelakaan sering terjadi di tol terpanjang di Indonesia ini.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan, untuk mengantisipasi kecelakaan itu maka pihaknya telah memasang pita kejut di beberapa ruas jalan tol tersebut.
Sebagai Informasi, pita kejut merupakan bagian jalan yang sengaja dibuat tidak rata. Sehingga pengemudi bisa lebih meningkatkan kewaspadaannya ketika mengemudi di jalan tol tersebut.
Karena, pita-pita dengan ketebalan tertentu yang melintang di jalan pada jarak yang berdekatan itu. Nantinya akan menimbulkan getaran ketika dilintasi kendaraan, pada momen tersebut diharapkan dapat membuat si pengemudi meningkatkan kewaspadaannya.
"Jadi kalau saran-saran dari Pak Kakorlantas, satu pita kejut itu sudah mulai dipasang," kata Basuki, di Istana Negara Jakarta, Selasa, 7 Juli 2015.
Baca Juga :
Pos Lintas Batas Negara akan Gunakan X-Ray
Terkait kecelakaan terakhir ini di tol Cipali, Basuki mengatakan ini murni kelalaian dari pengendara. Dimana, sebuah mobil Grand Max menabrak truk yang sedang terparkir.
"Jadi memang itu faktor human error pengemudinya. Mungkin pada KM 178 yang merupakan titik-titik kelelahannya pengemudi. Itu menurut Kakorlantas," ucap Basuki.
Tidak ada instruksi, berapa batas maksimal kecepatan kendaraan di tol Cipali. Basuki mengaku, maraknya kecelakaan bukan menjadi tanggungjawab pihaknya, apalagi dari segi infrastruktur sudah sangat bagus.
"Untuk keamanan pasti prasarana, rekayasa dan perilaku. Kami Kementerian PU dan Perumahan Rakyat bertanggungjawab untuk penyediaan prasarananya," jelasnya.
Faktor lelah, dianggap sebagai faktor yang membuat maraknya kecelakaan di tol Cipali. Untuk itu, Basuki mengatakan pembangunan rest area sudah berfungsi semuanya. Ada delapan rest area yang dibangun.
"Jadi empat di kiri dan empat di kanan. Kemudian rambu-rambu sudah ditambahi," katanya.
Perlengkapan rambu-rambu, diakui memang masih ada kekurangan, tapi bukan berarti tol Cipali belum bisa digunakan. Basuki menjelaskan, kelaiakan jalan ada dua. Pertama, laik fungsi dan laik operasi.
"Kalau fungsi itu belum lengkap betul tapi karena darurat difungsikan. Tapi kalau ini sudah laik operasi jadi semua sudah lengkap. Termasuk prasarana jalannya sudah laik operasi, termasuk misalnya mobil dereknya, ambulansnya, rumah sakitnya, semua sudah lengkap, jadi tinggal operasi," ujar Basuki.
Walau begitu, untuk rambu-rambu darurat, pihaknya tetap akan memasang di beberapa tempat lagi. "Karena panjang jadi dirasa masih ada kurang-kurang untuk bisa ditambah," ucapnya.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tidak ada instruksi, berapa batas maksimal kecepatan kendaraan di tol Cipali. Basuki mengaku, maraknya kecelakaan bukan menjadi tanggungjawab pihaknya, apalagi dari segi infrastruktur sudah sangat bagus.