Kulit Pisang Bisa Jadi Cangkang Obat Kapsul
Selasa, 7 Juli 2015 - 11:09 WIB
Sumber :
- Viva.co.id/Daru Waskita
VIVA.co.id
- Buah pisang banyak ditemui di lingkungan sekitar. Buah pisang selama ini baru dimanfaatkan dagingnya saja. Sementara itu, kulit pisang belum banyak dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik atau pakan ternak kambing, sapi, dan kerbau.
Tapi, di tangan para mahasiswa FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKMP), yaitu Wulan Sari Ningsih (P. IPA), Jati Nuswantari, Isnaini Kholilurrohmi (P. Kimia), Chumairoh Luthfi Ratih, Mandadara (P. Matematika), dan Ratih Sukmaresi (P.Biologi), kulit pisang dimanfaatkan sebagai bahan cangkang kapsul keras pembungkus obat non-gelatin.
Ketua tim, Wulan, menjelaskan bahwa kulit pisang mengandung karbohidrat atau hidrat arang berupa amilumataupati. Selain itu, memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup.
"Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air, sekitar 68,90 persen dan karbohidrat 18,50 persen, serta zat-zat lainnya," kata Wulan, Selasa 7 Juli 2015.
Menurut dia, pembuatan cangkang kapsul obat dari kulit pisang meliputi pembuatan bioplastik dan cangkang. Untuk pembuatan bioplastik dari pati kulit pisang, yaitu mencuci bersih kulit buah pisang lalu direndam dengan air garam kurang lebih 12 jam.
Kemudian, bahan-bahan itu dihaluskan dengan memblender bersama air secukupnya. Kulit pisang yang telah halus disaring untuk diambil airnya, yakni sari pati kulit pisang. Sebanyak 100 ml sari pati kulit pisang ini lalu dicampur 2 sendok teh (sdt) asam cuka dan 2 sdt gliserin.
Setelah itu, memanaskan campuran pati kulit pisang, asam cuka dan gliserin di atas api kurang lebih 2 menit, serta menambahkan 2 sdt tepung maizena dan memanaskan kembali selama 15 menit sambil terus diaduk.
“Sementara itu, untuk pembuatan cangkang kapsul kulit pisang, bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan ke dalam bioplastik pati kulit pisang, sehingga membentuk campuran homogen. Lalu, mencampur dan memasukkan bahan dasar tersebut ke dalam pencetak kapsul dilanjutkan memeriksa kelayakan kapsul," katanya.
Metode penelitian yang dilakukan yaitu melakukan uji syarat cangkang kapsul obat dari kulit pisang dan cangkang kapsul obat dari gelatin, meliputi keseragaman kandungan.
"Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kandungan bahan aktif dari kapsul satu dan kapsul lainnya. Jika bahan aktif tidak kurang dari 50 persen dari bobot tablet atau kapsul dan lebih besar dari 50 mg persyaratannya harus berada pada rentang 85 sampai 115 persen dengan simpangan relatif kurang atau sama dengan 6 persen," tuturnya.
Setelah itu, dilakukan untuk mengetahui waktu hancur. Pengujian kehancuran adalah suatu pengujian untuk mengetahui seberapa cepat pembungkus kapsul itu hancur, menjadi agregat atau partikel lebih halus.
"Selanjutnya, dilakukan uji disolusi dan uji kadar zat berkhasiat serta memeriksa kelayakan kapsul," katanya. (art)
"Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air, sekitar 68,90 persen dan karbohidrat 18,50 persen, serta zat-zat lainnya," kata Wulan, Selasa 7 Juli 2015.
Menurut dia, pembuatan cangkang kapsul obat dari kulit pisang meliputi pembuatan bioplastik dan cangkang. Untuk pembuatan bioplastik dari pati kulit pisang, yaitu mencuci bersih kulit buah pisang lalu direndam dengan air garam kurang lebih 12 jam.
Kemudian, bahan-bahan itu dihaluskan dengan memblender bersama air secukupnya. Kulit pisang yang telah halus disaring untuk diambil airnya, yakni sari pati kulit pisang. Sebanyak 100 ml sari pati kulit pisang ini lalu dicampur 2 sendok teh (sdt) asam cuka dan 2 sdt gliserin.
Setelah itu, memanaskan campuran pati kulit pisang, asam cuka dan gliserin di atas api kurang lebih 2 menit, serta menambahkan 2 sdt tepung maizena dan memanaskan kembali selama 15 menit sambil terus diaduk.
“Sementara itu, untuk pembuatan cangkang kapsul kulit pisang, bahan tambahan seperti pengawet dan pewarna dicampurkan ke dalam bioplastik pati kulit pisang, sehingga membentuk campuran homogen. Lalu, mencampur dan memasukkan bahan dasar tersebut ke dalam pencetak kapsul dilanjutkan memeriksa kelayakan kapsul," katanya.
Metode penelitian yang dilakukan yaitu melakukan uji syarat cangkang kapsul obat dari kulit pisang dan cangkang kapsul obat dari gelatin, meliputi keseragaman kandungan.
"Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kandungan bahan aktif dari kapsul satu dan kapsul lainnya. Jika bahan aktif tidak kurang dari 50 persen dari bobot tablet atau kapsul dan lebih besar dari 50 mg persyaratannya harus berada pada rentang 85 sampai 115 persen dengan simpangan relatif kurang atau sama dengan 6 persen," tuturnya.
Setelah itu, dilakukan untuk mengetahui waktu hancur. Pengujian kehancuran adalah suatu pengujian untuk mengetahui seberapa cepat pembungkus kapsul itu hancur, menjadi agregat atau partikel lebih halus.
"Selanjutnya, dilakukan uji disolusi dan uji kadar zat berkhasiat serta memeriksa kelayakan kapsul," katanya. (art)
Baca Juga :
Pemerintah Diminta Sediakan Jaminan Bagi Pekerja Informal
Baik berupa Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm).
VIVA.co.id
11 Agustus 2016
Baca Juga :