Dilema Krisis Ekonomi Yunani
Selasa, 7 Juli 2015 - 06:34 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf
VIVA.co.id - Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, Yunani saat ini dihadapkan pada pilihan sulit dalam mengatasi krisis yang sudah terlanjur mengerogoti sendi-sendi perekonomiannya.
Seperti diketahui, hasil referendum rakyat yang menolak tawaran dana talangan (bailout) pada kreditur semakin menambah panjang permasalahan ekonomi Yunani. Hal ini semakin menguatkan asumsi bahwa negara tersebut tidak lama lagi akan terdepak dari zona Uni Eropa.
Bambang menjelaskan konsekuensinya apabila Yunani tetap berada di dalam zona Eropa, mereka harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dan European Central Bank (ECB) selaku kreditur utama.
"Mereka harus ikuti austerity measure (syarat bailout), kan enggak enak karena ada pemotongan biaya untuk sosial," kata Bambang di gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 6 Juli 2015.
Sementara itu, apabila Yunani menolaknya dan berakhir dengan keputusan keluar dari Uni Eropa, Bambang mengatakan, mereka akan kesulitan mendapatkan sumber pembiayaan. Sebab, kondisi Yunani saat ini masih terlilit hutang dalam jumlah besar.
Baca Juga :
Yunani Kosongkan Kamp Imigran
"Ini agak sulit. Karena enggak ada yang mau minjemin lagi. Mereka (Yunani) tidak mau bayar ke IMF dan ECB. Jadi dilema," ucap dia.
Baca Juga :
Ekonomi di Zona Euro Tumbuh 15%
Migran Tewas Akibat Kebakaran di Kamp Pengungsi Yunani
Seorang ibu dan putri kecilnya tewas akibat ledakan tangki bensin.
VIVA.co.id
25 November 2016
Baca Juga :