Tips Investasi Reksa Dana Saat Ekonomi Nasional Melemah
Kamis, 2 Juli 2015 - 15:50 WIB
Sumber :
- iStock
VIVA.co.id
- Perekonomian nasional maupun global memang sedang bergejolak. Tetapi, ini bukan berarti Indonesia akan menjurus kepada krisis moneter, seperti pada tahun 1998 silam.
Hal tersebut, karena pelemahan ekonomi bukan hanya dialami Indonesia saja.
Menurut anggota kompartemen sosialisasi dan edukasi Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Rudiyanto, pelemahan ekonomi yang tengah terjadi saat ini bukan berarti berbahaya untuk masyarakat berinvestasi. Karena, perusahaan Indonesia masih dapat diharapkan.
"Harapan investasi reksa dana pada percepatan program infrastruktur pemerintah. Jika infrastruktur lancar akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Itu akan postif," ujarnya, di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 2 Juli 2015.
Rudiyanto berbagi tips yang perlu diperhatikan untuk calon investor yang akan menginvestasikan dananya melalui reksa dana. Terdapat tiga hal penting, di antaranya, keuangan yang prima, fokus pada tujuan investasi, serta melakukan evaluasi.
Rudiyanto menjelaskan, investasi reksa dana membutuhkan keuangan yang prima. Maksudnya, perlu mempunyai dana cadangan atau dana darurat.
Seperti, Anda perlu mempunyai asuransi kesehatan dan tidak disarankan bagi investor pemula mempunyai utang konsumtif, contohnya kartu kredit.
"Jangan semua dana digelontorkan untuk investasi. Itu untuk mencegah investor melakukan cut lost. Anda harus punya dana darurat, kalau nanti masuk rumah sakit, Anda tak punya dana kan repot. Seperti situasi sekarang ini, ekonomi sedang sulit, Anda harus punya dana cadangan," ujarnya.
Kedua, lanjutnya, Anda harus memilih reksa dana sesuai dengan rencana tujuan investasi. Apakah itu reksa dana saham, proteksi, campuran, pendapatan tetap dan lain-lain.
Sebab, setiap instrumen reksa dana terdapat investasi dalam jangka waktu pendek hingga hanya waktu yang panjang. Kemudian, harus fokus dengan memahami risiko.
"Tergantung, pilih reksa dana sesuai kebutuhan, entah itu untuk menikah, beli rumah, sekolah, dan lain-lain," tuturnya.
Terakhir, Rudiyanto mengatakan, Anda perlu melakukan evaluasi. "Ketiga, adalah finish. Anda perlu lakukan evaluasi. Misalnya, investasi reksa dana saham, bursa saham selalu fluktuatif, setiap Anda ambil dana, Anda harus evaluasi, sehingga Anda tahu kapan dana harus diambil," ujarnya.
Baca Juga :
Lima Aktivitas yang Bikin Gampang Boros
Baca Juga :
Kiat Penting Sebelum Ajukan Kredit Elektronik
"Harapan investasi reksa dana pada percepatan program infrastruktur pemerintah. Jika infrastruktur lancar akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Itu akan postif," ujarnya, di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis 2 Juli 2015.
Rudiyanto berbagi tips yang perlu diperhatikan untuk calon investor yang akan menginvestasikan dananya melalui reksa dana. Terdapat tiga hal penting, di antaranya, keuangan yang prima, fokus pada tujuan investasi, serta melakukan evaluasi.
Rudiyanto menjelaskan, investasi reksa dana membutuhkan keuangan yang prima. Maksudnya, perlu mempunyai dana cadangan atau dana darurat.
Seperti, Anda perlu mempunyai asuransi kesehatan dan tidak disarankan bagi investor pemula mempunyai utang konsumtif, contohnya kartu kredit.
"Jangan semua dana digelontorkan untuk investasi. Itu untuk mencegah investor melakukan cut lost. Anda harus punya dana darurat, kalau nanti masuk rumah sakit, Anda tak punya dana kan repot. Seperti situasi sekarang ini, ekonomi sedang sulit, Anda harus punya dana cadangan," ujarnya.
Kedua, lanjutnya, Anda harus memilih reksa dana sesuai dengan rencana tujuan investasi. Apakah itu reksa dana saham, proteksi, campuran, pendapatan tetap dan lain-lain.
Sebab, setiap instrumen reksa dana terdapat investasi dalam jangka waktu pendek hingga hanya waktu yang panjang. Kemudian, harus fokus dengan memahami risiko.
"Tergantung, pilih reksa dana sesuai kebutuhan, entah itu untuk menikah, beli rumah, sekolah, dan lain-lain," tuturnya.
Terakhir, Rudiyanto mengatakan, Anda perlu melakukan evaluasi. "Ketiga, adalah finish. Anda perlu lakukan evaluasi. Misalnya, investasi reksa dana saham, bursa saham selalu fluktuatif, setiap Anda ambil dana, Anda harus evaluasi, sehingga Anda tahu kapan dana harus diambil," ujarnya.
Baca Juga :
Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi
Hanya fenomena politik jelang pilkada.
VIVA.co.id
4 November 2016
Baca Juga :