Ahli Gizi: Ini Makanan yang Harus Dihindari saat Berbuka
Minggu, 28 Juni 2015 - 14:16 WIB
Sumber :
- iStock
VIVA.co.id
- Saat berbuka puasa, hindari konsumsi protein hewani. Karena hal itu mengandung asam lemak rantai panjang, sebab termasuk golongan menu yang sulit dicerna tubuh. Demikian saran dari pakar gizi Rita Ramayulis, DCN, M. Kes.
Camilan dari beras ketan juga sebaiknya dihindari karena serat larut airnya rendah, selain itu yang perlu dihindari adalah ubi, singkong, nangka muda, durian, soda, tape (atau mengandung gas lain) , makanan yang terlalu manis (dodol), terlalu asin, dan terlalu asam juga harus dihindari. Hal itu ia sampaikan dalam seminar kesehatan Kiat Berpuasa Pasca Sakit bersama Sequis, beberapa hari lalu, di Jakarta.
Baca Juga :
MA India Izinkan Puasa Sampai Mati
Baca Juga :
Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.
Camilan dari beras ketan juga sebaiknya dihindari karena serat larut airnya rendah, selain itu yang perlu dihindari adalah ubi, singkong, nangka muda, durian, soda, tape (atau mengandung gas lain) , makanan yang terlalu manis (dodol), terlalu asin, dan terlalu asam juga harus dihindari. Hal itu ia sampaikan dalam seminar kesehatan Kiat Berpuasa Pasca Sakit bersama Sequis, beberapa hari lalu, di Jakarta.
Demikian pula dengan minuman seperti kopi, dan teh kental, karena mengandung kafein, bisa merangsang asam lambung yang bersifat diuresis. “Makanan manis mengandung gula sedangkan yang digoreng mengandung minyak. Gula dan minyak dalam panduan gizi seimbang, seharusnya dikonsumsi dalam jumlah minimal. Dalam jumlah yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi tubuh,” ujarnya dikutip via rilis, Minggu, 28 Juni 2015.
Saat berbuka, saatnya kita mengembalikan kadar glukosa darah menjadi normal, setelah 13 jam tidak mendapat asupan makanan. Untuk itu, saat berbuka yang perlu diketahui adalah makanan apa yang dapat mengembalikan kadar glukosa darah dengan cepat. Jawabannya adalah karbohidrat sederhana yang terdapat pada gula pasir, gula merah, gula aren, sirup, madu, kurma, dan buah-buahan.
Bagi penderita diabetes, perlu mengetahui berapa jumlah kadar menu manis yang harus dikonsumsi, sesuai dengan kemampuan tubuh mengolahnya. “Penderita diabetes tentu saja akan kesulitan merubah glukosa dari karbohidrat sederhana, jika dikonsumsi dalam jumlah besar atau dengan indeks glikemik tinggi,” ujar Rita.
Hal ini disebabkan, hormon insulin pada penderita diabetes sebagian telah resisten. Oleh karena itu, penambahan gula pada minuman maksimal 10 persendikonsumsi bersama dengan makanan berserat misalnya kolak (tambahan gula secukupnya dan konsumsi dengan bahan kolaknya seperti pisang dan ubi), jus buah tanpa disaring. (ren)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Demikian pula dengan minuman seperti kopi, dan teh kental, karena mengandung kafein, bisa merangsang asam lambung yang bersifat diuresis. “Makanan manis mengandung gula sedangkan yang digoreng mengandung minyak. Gula dan minyak dalam panduan gizi seimbang, seharusnya dikonsumsi dalam jumlah minimal. Dalam jumlah yang berlebihan akan memberikan dampak negatif bagi tubuh,” ujarnya dikutip via rilis, Minggu, 28 Juni 2015.