Neanderthal dan Manusia Modern 'Kawin' di Eropa
Rabu, 24 Juni 2015 - 12:31 WIB
Sumber :
- http://id.cutpen.com
VIVA.co.id
- Sebuah analisa dari DNA fosil berumur 40.000 tahun membantah teori yang selama ini diyakini. Manusia modern dan Neanderthal dipercaya 'bertemu' dan kawin di Eropa.
Studi sebelumnya menunjukkan jika nenek moyang manusia bercampur dengan manusia purba Neanderthal pada 55.000 tahun lalu. Kemungkinan pertemuan mereka berlangsung di Timur Tengah. Namun studi terbaru menunjukkan jika percampuran Neanderthal dan manusia modern berlangsung di Eropa.
Dilansir melalui
BBC
, Rabu 24 Juni 2015, sekelompok tim ilmuwan telah mempublikasikan analisa gen purba manusia Eropa di jurnal Nature. Mereka diklaim sukses memisahkan dan mengurutkan material genetik dari sebuah fosil rahang manusia purba yang ditemukan di 2002. Fosil tersebut ditemukan di sebuah gua yang terletak di Romania sebelah barat daya. Seiring dengan DNA yang ada dari generasi ke generasi, beberapa segmen terbagi dan dikombinasi ulang. Hal ini menyebabkan materi genetik yang diwariskan dari satu nenek moyang menjadi selang-seling ke individu di bawahnya. Para ilmuwan menemukan DNA Neanderthal di fosil itu kemungkinan berasal dari nenek moyang Neanderthal empat sampai enam generasi ke belakang.
"Ini benar-benar temuan yang tidak terduga," ujar Prof David Reich, penulis jurnal penelitian itu, yang juga profesor di Harvard Medical School.
Bahkan Prof. Svante Paabo, dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, mengatakan jika sebuah keberuntungan dan hal yang tidak terduga untuk bisa mendapatkan DNA dari seseorang yang berkerabat dekat dengan Neanderthal.
Analisa sebelumnya, dari gen manusia modern dan purba (DNA yang terdapat di dalam sel nucleus, sebagai cetak biru dari perkembangan seseorang) menunjukkan jika manusia modern kemungkinan besar langsung 'kawin' dengan Neanderthal, tidak lama setelah mereka bermigrasi dari luar Afrika.
Hal ini dibuktikan dari manusia sekarang yang berada di luar akar sub-Sahara Afrika, diklaim membawa sejumlah kecil persentase dari DNA Neanderthal. Hal ini kemungkinan terjadi sebelum manusia menyebar ke Asia, Eropa dan Oceania, terjadi perubahan beragam berdasarkan populasi tiap wilayah.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Ini benar-benar temuan yang tidak terduga," ujar Prof David Reich, penulis jurnal penelitian itu, yang juga profesor di Harvard Medical School.