DPR: BPOM Jangan Lelet Cek Laporan Takjil Boraks
Rabu, 24 Juni 2015 - 11:43 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memohon Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tak lelet alias lamban mengecek laporan temuan takjil (makanan untuk berbuka puasa) yang ditengarai mengandung bahan pengawet boraks Kota Padang, Sumatera Barat. BPOM harus secepatnya merazia dan menguji sampel makanan untuk memastikan mengandung zat berbahaya atau tidak.
Ketua Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf Macan Effendi alias Dede Yusuf, mengingatkan jangan sampai BPOM bertindak saat bulan puasa segera berakhir. Soalnya, waktu paling rawan adalah sekarang, ada potensi besar beredar makanan mengandung zat berbahaya dengan memanfaatkan momentum Ramadhan.
"Pertama, BPOM harus bergerak cepat memastikan akurasi informasi tersebut jangan simpang siur seperti isu beras plastik. Kedua, jika sudah dipastikan, barulah lakukan operasi karena mumpung masih awal Ramadhan, belum banyak yang mengonsumsinya, jangan sampai sudah mau akhir bulan puasa baru terungkap," katanya kepada wartawan di kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu, 24 Juni 2015.
Dede Yusuf berpendapat, dalam kondisi perekonomian yang lesu seperti sekarang, daya beli masyarakat menurun. Hal itu sering dimanfaatkan oknum pedagang yang menghindari kerugian. Mereka menggunakan bahan pengawet berbahaya agar dagangannya tahan lama dan tetap mendapat keuntungan.
Juru bicara Partai Demokrat itu menjelaskan, selain menggunakan boraks, masih ada pedagang menggunakan zat pewarna berbahaya. Biasanya bahan pewarna berbahaya itu digunakan untuk berbagai bahan kudapan puasa seperti kolangkaling, rumput laut, dan agar-agar.
Baca Juga :
Kenali Ciri-ciri Makanan Berformalin
Fenomena masih banyak beredar makanan tidak sehat, menurut Dede, mencerminkan kurangnya sosialisasi dan pendampingan pemerintah terhadap masyarakat.
Ridwan Kamil: Mi Bikini 'Remas Aku' Kreatif yang Meresahkan
Mi itu disebut diproduksi di Bandung. Dinas sudah menelusurinya.
VIVA.co.id
5 Agustus 2016
Baca Juga :