Makam Kiai Sholeh Darat Ditemukan di Masjid Semarang
Selasa, 23 Juni 2015 - 02:48 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/ Dwi Royanto
VIVA.co.id
- Jamaah masjid As-Sholeh Darat Semarang meyakini makam ulama besar Muhammad Saleh bin Umar As-Shamarani atau terkenal dengan nama KIai Sholeh Darat masih berada di komplek masjid. Selama ini, ulama besar Kota Semarang itu dikenal bermakam di komplekS Taman Permakaman Umum Bergota Semarang.
Ihwal penemuan makam ulama penyebar Islam di Jawa Tengah itu diungkapkan oleh salah satu cicit Kyai Sholeh Darat, Gus Lukman. Pria yang memiliki nama asli Lukman Hakim Saktiawan itu meyakini bahwa sampai saat ini makam keluarganya tersebut masih berada di area tempat mengajar bersama tokoh perjuangan saat itu.
"Kami masih yakin makam Mbah Sholeh Darat berada di kompleks masjid ini. Bukan di TPU Bergota. Ini dibuktikan dengan banyaknya jamaah yang kerap berziarah di sini," ucap Gus Lukman kepada VIVA co.id di Semarang, Senin 22 Juni 2015.
Baca Juga :
Tanah di Banjarnegara Masih Terus Bergerak
Ihwal penemuan makam ulama penyebar Islam di Jawa Tengah itu diungkapkan oleh salah satu cicit Kyai Sholeh Darat, Gus Lukman. Pria yang memiliki nama asli Lukman Hakim Saktiawan itu meyakini bahwa sampai saat ini makam keluarganya tersebut masih berada di area tempat mengajar bersama tokoh perjuangan saat itu.
"Kami masih yakin makam Mbah Sholeh Darat berada di kompleks masjid ini. Bukan di TPU Bergota. Ini dibuktikan dengan banyaknya jamaah yang kerap berziarah di sini," ucap Gus Lukman kepada VIVA co.id di Semarang, Senin 22 Juni 2015.
Menurut sejarahnya, Masjid As-Sholeh memang dulunya sebagai tempat pemakaman Kiai Sholeh Darat. Sepeninggal Mbah Sholeh Darat, masjid yang berada di Jalan Kakap Nomer 212 Semarang itu pada zaman Belanda kerap dijadikan tempat berkumpul para pejuang. Namun, hal itu menjadi kekhawatiran Belanda secara politis. Belanda akhirnya memindah makam Mbah Sholeh Darat di area TPU Bergota untuk memudahkan pengawasan terhadap pejuang sipil setempat.
"Jadi pemindahan makam Mbah Sholeh Darat dulu politis. Konon, yang dipindah ke TPU Bergota bukanlah jasad mbah Sholeh Darat, tapi hanya kain kafannya saja. Dan makamnya masih di sekitar sini," katanya.
Berdasar pada keterangan para peziarah dari luar Kota, seperti Mojokerto dan Blitar, akhirnya Gus Lukman pun menandai salah satu lokasi di komplek halaman masjid sebagai sebuah makam untuk berdoa para peziarah.
"Biasanya para peziarah yang datang selalu berada di satu titik lokasi. Akhirnya, saya tandai untuk memudahkan," kata dia sembari menunjuk lokasi makam yang ditumbuhi tanaman.
Pihaknya berharap, melalui keyakinan adanya makam di lokasi masjid, ke depan sejumlah karya besar dan sejarah Mbah Sholeh Darat bisa terkumpul menjadi satu dalam satu museum.
"Peninggalan beliau saat ini masih tersebar, Seperti kitab-kitab berbahasa Jawa. Ada yang sudah terkumpul sekitar 40 kitab. Bahkan yang terbanyak di Singapura," ujar dia.
Untuk memantapkan penemuan makam di kompleks masjid, pihaknya bersama sejumlah ulama sekitar pun selalu mengadakan acara haul setiap tahun. Haul Akbar ke depan adalah yang ke-115 Mbah Kiai Sholeh Darat. Meski begitu, haul Mbah Sholeh Darat memang diadakan di Bergota. Itu sejak 1936 yang dipelopori oleh murid-murid beliau.
"Kalau haul di masjid ini, ya, baru sekitar empat kalinya diadakan," katanya.
Sementara itu, Ketua Takmir Masjid As Sholeh Darat Drs. Khomsin menambahkan, kegiatan Haul Akbar Mbah Kyai Sholeh Darat di masjid tersebut rencananya digelar pada Minggu, 26 Juli 2015 pukul 19.00 WIB.
  Â
"Haulnya digelar di dua tempat. Kalau yang di makamnya di Bergota pagi harinya, sementara yang di sini malam harinya. Untuk haul yang di sini baru digelar sejak empat tahun belakangan," katanya.
  Â
Sebagai penyebar Islam di tanah Jawa, nama Mbah Sholeh Darat merupakan tokoh besar Islam seangkatan dengan Syekh Muhammad Nawani Al Jawi Al Bantani dan Kiai Kholil bin Abdul Latief atau Mbah Kholil Bangkalan. Banyak kitab yang sudah ditulis oleh Mbah Sholeh Darat dan beberapa tokoh nasional juga tercatat antara lain pejuang emansipasi perempuan Raden Ajeng Kartini.
Di antara tokoh yang pernah belajar kepada Kiai Shaleh Darat di antaranya; KH. Hasyim Asy’ari (pendiri NU), KH. Ahmad Dahlan (pendiri Muhamadiyah), Kiai R. Dahlan Tremas seorang Ahli Falak (1329 H), Kiai Amir Pekalongan (1357 H) yang juga menantu Kiai Shaleh Darat, Kiai Idris Solo, Kiai Sya’ban bin Hasan Semarang.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurut sejarahnya, Masjid As-Sholeh memang dulunya sebagai tempat pemakaman Kiai Sholeh Darat. Sepeninggal Mbah Sholeh Darat, masjid yang berada di Jalan Kakap Nomer 212 Semarang itu pada zaman Belanda kerap dijadikan tempat berkumpul para pejuang. Namun, hal itu menjadi kekhawatiran Belanda secara politis. Belanda akhirnya memindah makam Mbah Sholeh Darat di area TPU Bergota untuk memudahkan pengawasan terhadap pejuang sipil setempat.