Ini Alasan Tak Boleh Makan Banyak Saat Berbuka

Suasana Kebersamaan Saat Berbuka Puasa Bersama di Berbagai Negara
Sumber :
  • REUTERS / Edgar Su
VIVA.co.id
Lebaran 2015, Pendapatan PT KAI Melebihi Target.
- Saat berbuka puasa tak jarang orang yang langsung menyantap berbagai jenis makanan dengan jumlah yang besar. Apalagi di awal-awal puasa, biasanya keluarga masih semangat menyiapkan menu berbuka yang melimpah di rumah.

Pengguna KRL Naik 26 Persen Selama Libur Lebaran

Jangan remehkan hal ini karena bisa jadi Anda malah membahayakan perut sendiri.
Mayoritas Pemudik dari Sumatera Sudah Kembali ke Jawa


Menurut ahli gizi Emilia E Achmadi, saat berpuasa kondisi perut telah kosong selama seharian penuh sehingga kurang bijaksana jika langsung diisi dengan makanan berat saat berbuka.


"Akibatnya perut akan kaget dan bisa memproduksi banyak gas. Bisa asam lambung juga," ujar Emilia kepada
VIVA.co.id
, Sabtu 20 Juni 2015.


Ia menyarankan untuk membiarkan perut beradaptasi terlebih dahulu saat berbuka puasa. Untuk itu ada baiknya jika didahului dengan mengkonsumsi minuman yang hangat dan manis seperti teh.


Setelah itu Anda bisa mengonsumsi makanan kecil. Namun ingat, konsumsilah secara perlahan dan tidak terburu-buru.


Untuk makan berat, lanjut Emilia, bisa disantap setelah melakukan ibadah tarawih.


"Makan malam tetap seperti biasa harus terdiri dari karbohidrat, protein, serat, buah dan sayuran. Sahur juga begitu. Pokoknya usahakan porsinya 1/3 dari kebutuhan kalori per hari," jelas Emilia.


Emilia juga menyarankan untuk menyantap makanan kecil sebelum tidur seperti buah atau yoghurt untuk memenuhi kebutuhan kalori sehari-hari.


Untuk wanita dengan gaya hidup normal atau yang tidak banyak beraktivitas fisik memiliki kebutuhan kalori per hari sebanyak 1.500-1.800 kilo kalori. Sedangkan pria, sebanyak 2.000-2.500 kilo kalori.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya