China Larang Pelajar dan Guru Puasa di Xinjiang

Pria berjenggot dari etnis Uighur di Xinjiang, China.
Sumber :
  • REUTERS
VIVA.co.id
- Pemerintah China mengeluarkan kebijakan baru di distrik Xinjiang, dengan larangan berpuasa para anggota partai Muslim, pejabat publik, pelajar dan guru, selama bulan suci Ramadhan 2015.


"China menambah larangan dan pengawasan jelang Ramadhan. Pengetatan akan menyebabkan semakin kuatnya resistensi," kata Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia (WUC), yang dikutip
International Business Times
, Rabu, 17 Juni 2015.


Menurut situs pemerintah China, restoran-restoran Muslim di Jinghe dekat perbatasan kazakhztan, diminta untuk tetap buka pada siang hari selama Ramadhan, oleh pejabat keamanan pangan China.
Sekolah Inggris Larang Puasa bagi Pelajar Muslim


Muslim di Swedia Buat Aturan Baru soal Berpuasa
Para pejabat juga dipaksa memberikan jaminan verbal dan tertulis, bahwa mereka tidak memiliki agama, tidak akan menghadiri aktivitas keagamaan, serta tidak berpuasa saat Ramadhan.

Yusril Tegaskan Lima Anggota Bali Nine yang Dipulangkan ke Australia Tetap Narapidana

Sementara larangan merokok diterapkan secara ketat di Beijing, toko-toko dan restoran Muslim di Xinjiang justru diperintahkan untuk menjual rokok dan alkohol, atau usaha mereka terancam ditutup.

Pada Desember 2014, China telah melarang penggunaan burka pada tempat publik di Urumqi, ibukota Xinjiang, yang merupakan wilayah dengan mayoritas penduduk Muslim.


Berbagai kebijakan itu diklaim sebagai bagian dari kampanye, untuk memerangi ekstrimisme agama, setelah bergabungnya beberapa orang Uighur dengan kelompok radikal ISIS di Irak dan Suriah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya