Megengan, Tradisi Bertukar Makanan Ramadhan Khas Madiun
- VIVA.co.id/Adieb Ahsani
VIVA.co.id - Menyambut datangnya bulan Ramadhan, warga Madiun selalu menggelar tradisi megengan. Yaitu bertukar makanan sesama warga yang dilakukan usai shalat Isya.
Tradisi ini selalu dilakukan warga Madiun dan sekitarnya, sehari sebelum masuk bulan Ramadhan. Warga yang sebelumnya sudah mendapat pemberitahuan, berduyun-duyun ke masjid atau mushola terdekat. Seperti halnya di Kelurahan Demangan Keliargan Taman Madiun.
“Tradisi ini sudah lama ada di masyarakat. Masing-masing rumah diberitahu untuk membawa nasi dan lauk pauknya, dua buah. Lalu kita kumpulkan di masjid atau mushola,” kata Darmo warga Demangan, belum lama ini.
Makanan itu lalu dikumpulkan di serambi masjid. Bersama-sama mereka berdoa yang dipimpin oleh kyai/ulama setempat.
“Kita berdoa, agar selama menjalankan ibadah puasa, semua warga diberi kekuatan dan diberi keselamatan oleh Tuhan. Selain itu, kami mendoakan para leluhur atau orang tua atau kerabat yang sudah meninggal lebih dulu,” kata Aji Kurniawan, kyai di Demangan.
Setelah berdoa, warga lalu membagikan kembali makanan tersebut. Jika ada yang mendapatkan makanan yang mereka buat sendiri, lalu dikembalikan. “Intinya harus mendapat makanan yang dimasak oleh warga lain,” Darmo menambahkan.
Tradisi serupa, juga ada di Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Bedanya, warga membawa makanan dalam jumlah yang banyak yang ditempatkan dalam nampan besar.
“Kalau disini, satu rumah atau kepala keluarga membawa satu dampan ambeng (sebutan untuk makanan),” kata Takrib, warga Mojorejo Kebonsari Madiun Jawa Timur.
Berbeda dengan warga Demangan, warga Mojorejo, usai berdoa, lalu menyantap makanan tersebut bersama-sama di dalam serambi masjid. “Ini lebih memupuk kebersamaan sesama warga,” ucap Takrib.
Tradisi megengan ini, sudah lama ada di masyarakat Madiun dan sekitarnya. Hingga sekarang, tradisi yang dapat mempererat kerukunan dan kebersamaan sesama warga, masih tetap dilakukan.