Sekjen PBB Minta Perang Yaman Dihentikan Saat Ramadhan
Selasa, 16 Juni 2015 - 18:54 WIB
Sumber :
- REUTERS/Khaled Abdullah
VIVA.co.id
- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, menyerukan agar kedua pihak yang bertikai dalam konflik di Yaman untuk menghentikan peperangan sementara selama bulan Ramadhan. Hari pertama Ramadhan dimulai pada pekan ini.Â
Baca Juga :
13-12-1982: 2.900 Warga Yaman Tewas Akibat Gempa
Dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 15 Juni 2015, dengan adanya jeda sementara itu, bisa memberikan waktu sekitar dua pekan untuk memasok bantuan kemanusiaan. Ban menyebut bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk melakukan refleksi, berdamai dan harmoni.Â
Kalimat itu dilontarkan Ban ketika akan memulai perundingan damai antara kubu koalisi Saudi dan Pemerintah Yaman serta kelompok milisi Houthi. Utusan khusus Yaman untuk PBB, Ould Cheick Ahmed akan menggelar pertemuan terpisah antara delegasi dari pemerintah Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi dan kelompok Houthi.Â
"Saat ini, keberadaan Yaman tidak jelas dan jauh dari keseimbangan. Di saat kedua pihak berseteru, Yaman kian terpuruk," kata Ban.Â
Pembicaraan damai merupakan upaya diplomatik pertama untuk mencari solusi dari konflik yang telah dimulai tiga bulan lalu. Sayangnya di hari pertama dialog damai, kelompok Houthi belum juga tiba di Jenewa, Swiss.Â
Delegasi kelompok Houthi masih tertahan di Bandara Djibouthi karena pesawat mereka belum diberikan izin terbang. Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan delegasi Houthi baru akan tiba pagi ini dengan menggunakan pesawat yang telah dicharter oleh PBB.Â
Stasiun berita Al Jazeera edisi hari ini melansir, ketua delegasi, Zif al-Shami mengatakan, Mesir yang merupakan bagian dari negara koalisi Arab Saudi, sengaja memblokir penerbangan itu. Tetapi, tuduhan itu dibantah oleh Mesir.Â
PBB berharap dalam dialog nanti bisa dihasilkan solusi nyata sehingga Yaman tidak berakhir menjadi negara dengan konflik berkepanjangan seperti Libya dan Suriah.Â
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Pembicaraan damai merupakan upaya diplomatik pertama untuk mencari solusi dari konflik yang telah dimulai tiga bulan lalu. Sayangnya di hari pertama dialog damai, kelompok Houthi belum juga tiba di Jenewa, Swiss.Â