Mendag: Permintaan Impor Alami Penurunan
Selasa, 16 Juni 2015 - 16:08 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, mengatakan permintaan pasar impor negara-negara tujuan ekspor utama Indonesia, belum memperlihatkan kondisi yang membaik.
Sejumlah negara yang mengalami penurunan sebagai pasar impor adalah Jepang turun 20,8 persen selama Januari-April 2015. Negara China juga mengalami penurunan 20,9 persen, Amerika Serikat 2,8 persen, dan Singapura 21,2 persen.
"Meski ada penurunan di sejumlah negara, namun untuk ekspor sektor pertanian mengalami peningkatan sebesar 0,7 persen. Kenaikan tertinggi terjadi pada produk perhiasan 26,9 persen; kopi, teh, dan rempah-rempah 26,7 persen; serta kayu dan barang dari kayu 7,2 persen," kata Mendag di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa 16 Juni 2015.
Baca Juga :
Tugas Penting Mendag Baru
Baca Juga :
Industri Makanan Kemasan Jawara di ASEAN
Bahkan, untuk ekspor ke Tanzania naik sebesar 154,8 persen, Algeria 53,0 persen, Arab Saudi 21,1 persen, India 11,9 persen, Taiwan 5,1 persen, dan Malaysia naik 2,0 perak.
"Bijih, kerak, dan abu logam; perhiasan serta besi dan baja adalah beberapa produk yang menopang peningkatan ekspor non migas Indonesia ke India. Sementara itu, beberapa produk ekspor Indonesia yang naik signifikan ke pasar Malaysia adalah CPO, tembaga, serta ikan dan udang," kata Rachmat.
Sedangkan perhiasan, tembaga, dan timah adalah beberapa produk ekspor Indonesia yang naik signifikan selama periode Januari-Mei 2015.
Sementara itu, beberapa produk ekspor nonmigas, sektor industri yang turun signifikan adalah CPO 21,5 persen, kertas/karton 35,1 persen; serta besi dan baja 37,4 persen. Penurunan yang signifikan sebesar 11,2 persen juga dialami oleh ekspor sektor pertambangan, terutama pada batu bara yang turun sebesar 4,8 persen (YoY).
Kendati demikian, pada periode Januari-Mei 2015, ekspor sektor industri yang merupakan sektor yang mendominasi ekspor nonmigas Indonesia mengalami penurunan sebesar 6,7 persen (YoY). (asp)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Bijih, kerak, dan abu logam; perhiasan serta besi dan baja adalah beberapa produk yang menopang peningkatan ekspor non migas Indonesia ke India. Sementara itu, beberapa produk ekspor Indonesia yang naik signifikan ke pasar Malaysia adalah CPO, tembaga, serta ikan dan udang," kata Rachmat.