Saya Ingin Bekerja dengan Hati
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id - Kementerian Sosial (Kemsos) menjadi salah satu kementerian yang turut disibukkan dengan kasus penelantaran anak di Cibubur, Jakarta Timur beberapa waktu lalu. Bersama sejumlah lembaga, kementerian yang dipimpin Khofifah Indar Parawansa ini ikut ‘cawe-cawe’ menangani anak-anak yang telah ditelantarkan oleh orangtuanya tersebut.
Tak hanya itu, Kemsos juga turut terlibat dalam penanganan pengungsi Bangladesh dan Etnis Rohingnya di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Bersama Pemda Aceh dan sejumlah lembaga, Kemsos ikut memberi bantuan guna meringankan derita para ‘manusia perahu’ tersebut. Mensos bahkan mengusulkan agar pengungsi anak-anak yang yatim piatu dan sudah tak punya keluarga ditampung di panti asuhan atau di pesantren.
Menurut Mensos, selain soal kasus penelantaran anak dan pengungsi, adalah mengubah cara pandang para pegawai di lingkungan Kemsos dan Dinas Sosial (Dinsos). Ia ingin, semua pegawai yang bekerja di Kemsos dan Dinsos bekerja dengan hati. Pasalnya, mereka bekerja untuk melayani manusia. Sehingga mereka perlu disentuh hatinya. Menurut dia, itu bukan pekerjaan mudah.
VIVA.co.id berkesempatan menemui dan melakukan wawancara dengan wanita yang hangat dan enerjik ini. Wawancara dilakukan di sela-sela kesibukannya menyelesaikan pekerjaannya hingga larut malam. Demikian petikan wawancara yang dilakukan di kantornya beberapa waktu lalu.
Bagaimana progres penanganan kasus penelantaran anak di Cibubur?
Perhatian saya pada kasus Cibubur lebih pribadi. Jadi, komunikasi yang saya bangun lebih personal. Makanya, saya tidak hadir sebagai menteri.
Maksudnya?
Urusan sosial itu kan urusan hati. Saya mengajak teman-teman di Kemsos jangan melihat asalkan APBN tersalur. Kita itu butuh touching heart. Itu sebabnya kalau pertemuan dengan Dinsos saya selalu usahakan untuk hadir. Karena Dinsos juga harus disapa hatinya. Karena mereka bukan kepanjangan tangan kementerian.
Apakah selama ini belum?
Dari hasil riset timnya Ary Ginanjar Agustian (pendiri ESQ Leadership Center), 92 persen tim Kemsos belum bekerja dengan hati.
Urusan sosial itu orang tidak cukup hanya dikasih uang. Kalau dengan hati sentuhannya bisa berbeda. Jangan hanya sekadar memberi uang, karena itu dikhawatirkan akan menjadi hanya sebatas mereka terima uang. Jadi, kalau sapaan-sapaan, saya rasa akuntabilitas dan responsibiltas dari si penerima program akan berbeda. Itu yang saya ingin bangun dan komitmen dari seluruh tim dari Kemsos. Jangan hanya dipikir bahwa orang hanya membutuhkan uang, tapi mereka juga butuh disentuh hatinya.
Caranya?
Itu memang tidak mudah. Tapi saya mencoba mengkomunikasikan ini secara terus-menerus. Saya mencoba menyatu dengan mereka. Mudah mudahan saya menjadi ibu mereka. Sehingga kalau mereka kita ajak untuk melakukan inovasi dalam pelayanan publik, mereka akan jadi bagian yang tersemangati.
Inovasi pelayanan publik?
Iya. Jadi inovasi pelayan publik itu sesuatu yang penting sekali pada posisi outreach atau posisi penjangkauan. Utamanya posisi penjangkauan difabilitas berat. Siapa yang akan menjangkau mereka. Siapa yang akan memanjangkan tangannya kalau bukan kita. Semestinya kepanjangan tangan kita adalah Dinsos. Kepanjangan tangan kita TPSK. Ada lagi TRC (Tim Reaksi Cepat).
Meski tidak mudah, tapi saya yakin kita punya potensi dan kekuatan untuk menggerakkan hati untuk saling bersapa. Saya ingin hati itu menjadi bagian dari profesionalisme yang akan kita dedikasikan.
Mengapa banyak anak yang ditelantarkan?
Ini kasusnya banyak. Kasus Cibubur itu hampir bersamaan dengan kasus Samarinda. Ada orang tua punya 5 anak, 4 nya dibunuh. Alasannya karena tidak suka anak. Pada posisi seperti ini patologi sosial menjadi penting. Kalau kita melihat lebih mendasar lagi, rasanya kita perlu pendidikan pra nikah.
Pendidikan pra nikah?
Iya. Supaya calon istri dan calon suami mengerti bagaimana merencanakan keluarga yang berkualitas. Jadi dia sudah merencanakan akan punya anak berapa, akan sewa rumah dengan harga berapa, atau akan beli rumah kemampuan mencicilnya berapa. Pada posisi itu masing-masing harus sudah bisa dan punya perencanaan.
Hubunganya dengan penelantaran anak?
Pemahaman bahwa anak itu amanat. Kalau itu amanat maka saya harus bertanggung jawab. Jika tumbuh kembang, penyemaian kasih, dia harus bertanggung jawab. Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, penanggung jawab pertama terhadap perlindungan fisik, psikis, sosial, intelektual anak adalah orang tua. Maka tidak bisa orang tua bilang ini kan anak saya, mau saya pukul atau apa terserah. Hal itu jelas tidak bisa karena negeri ini ada regulasinya.
Selain itu?
Kita juga punya Undang-Undang Kesejahteraan Anak. Orang tua harus paham regulasi ini. Dimana agar mereka tahu itu? Ya di pendidikan pra nikah.
Lalu siapa yang menangani?
Dulu komandannya BKKBN. Kalau pendidikan pra nikah di BKKBN dengan Kementerian Agama.
Selain itu apa penyebabnya?
Tingginya angka gugat cerai di Indonesia. Menurut data angkanya lumayan tinggi yakni, 65-75 persen. Ini menunjukkan banyak keluarga rentan. Semakin banyak kasus gugat cerai akan berhubungan dengan kasus anak-anak yang terlantar.
Lalu, apa yang akan dilakukan pemerintah untuk menangani kasus ini?
Sebetulnya kalau untuk perlindungan anak itu adalah Menteri PPA. Kalau sudah terjadi masalah itu baru ranahnya Kementerian Sosial.
Bagaimana dengan penanganan pengungsi di Aceh?
Kalau Kemsos pada layanan kebutuhan pada saat mereka di pengungsian, permakanan. Di luar permakanan, ada kids wear, family kids, tenda, selimut, matras. Karena di sana stok permakanan berlimpah maka kami tidak kirim makanan. Kita komplementaritas, yakni berupa tenda, logistik dan matras. Semua baju yang dipakai berbulan-bulan dikapal dibakar, diganti bajunya supaya mereka merasa aman. Kemsos juga sudah koordinasi dengan IOM, untuk trauma healing dan konseling.
Apa benar pengungsi anak-anak akan ditampung di pesantren?
Itu anak yatim dan yatim piatu. Saya tanya dimana orangtuanya, dimana keluarganya ada tidak. Bagi Kemsos, intinya kalau ada keluarga, prinsipnya tidak boleh dipisahkan dari keluarganya. Anak pengungsi Rohingya secara umum membutuhkan recovery psikososial, apalagi anak yang hanya sebatang kara. Makanya kalau yang sebatang kara ya rencananya akan ditampung di panti asuhan atau di pesantren.
Sampai kapan pemerintah akan membantu mereka?
Kalau pengungsi kesepakatannya satu tahun.
Mereka akan ditaruh di pesantren mana?
Saya menunggu keputusan terakhir. Identifikasi belum selesai.
Salah satu target Anda adalah menekan angka kemiskinan. Apa yang sudah dilakukan?
Nanti akan ada direktorat baru di Kemensos, namanya Direktorat Jenderal Penanganan Fakir Miskin. Masih proses finalisasi.
Bagaimana dengan penanganan bantuan sosial?
Untuk penanganan KKS, KIP dan KIS kita membuka Sekber (Sekretariat Bersama) di Cawang Kencana. Itu gedungnya Kemsos. Sebab, kalau menunggu undangan rapat jangan-jangan masing-masing sama sibuknya. Makanya taruh saja teknisnya dari Dikbud, Depag, Kesehatan, BPJS, PT Pos dan Mandiri serta dari Kemsos sendiri.
Selain itu?
Kita sedang menghitung unit cost taskin. Orang kurang mampu, diintervensi berapa lama kira-kira dia bisa mandiri, itu yang sedang kita hitung. Kalau sangat msikin ia dapat PKH (program keluarga harapan). Saat yang sama dia dapat KKS. Kalau seluruh anggota keluarga dapat KKS dan seluruh keluarganya dapat KIS, maka semua anaknya yang sekolah umur 6-21 tahun juga dapat KIP. Setelah itu dia setiap bulan harus dipastikan terima raskin. Setelah itu tahun ketiga kalau rumah tingga yang tidak layak huni, pastikan dapat intervensi Rumah Tinggal Layak Huni. Tahun kempat maksimal, dia dapat Usaha Ekonomi Produktif (UEP) atau Ekonomi Layanan Produkif. Kalau rumahnya dekat bisa dapat KUBE (Kelompok Usaha Bersama). Tahun kelima persiapan kemandirian. Tahun keenam pamitan.
Sekarang bagaimana koordinasi antara lembaga pemegang KKS. Kalau dia petani dia bisa untuk beli pupuk subdisi di lini keempat. Kalau dia nelayan bisa untuk beli solar bersudsidi, kalau dia punya rumah belum ada sertifkat, dia bisa dapat sertifikat rumah gratis atau sertifkat tanah. Kalau dia pengguna LPG dia bisa gunakan untuk beli elpiji 3 kg pada operasi tertutup Pertamina. Harusnya ada peningkatan yang signifikan, kalau sudah intensif dan komprehensif koordinasinya.
Berapa target penurunan kemiskinan?
Kalau pemerintah dari RPJMN targetnya 10,96 dibulatkan jadi 11 persen, menjadi 7-8 persen. Kita maksimal menurunkan angka kemiskinan 4 persen dalam 5 tahun. Kalau 4 persen 5 tahun kontribusi Kemsos 1 persen, Kementerian Pertanian 1,5 persen, KKP 0,5 persen, dan Kementerian lain 1 persen, 4 persen itu kami sangat optimis dalam 5 tahun karena sesuai RPJMN.
Kelemahan Bansos adalah soal akurasi data. Tanggapan Anda?
Saat ini verifikasi dan validitasi data sedang jalan. Ya mungkin belum ada yang belum terima bantuan. Misalnya, yang punya hak mestinya 100 yang didaftarkan hanya 50. Ketika 50 mestinya dapat dia tidak dapat inclusion error. Mestinya tidak dapat malah dapat exclusion error. Nah ketika menemukan hal tersebut seolah data itu tidak valid semua. Padahal ada keterbatasan data dan dana APBN.
Bagaimana cara mengukur kemiskinan?
Standar pengeluaran bukan income.
Saat ini marak prostitusi online. Tanggapan Anda?
Prostiusi online itu urusan Menkominfo, Kepolisian dan Kejaksaan. Kalau PSK di lokalisasi itu baru urusan Kemsos.
Apa benar maraknya prostitusi online karena lokalisasi ditutup?
Ini sangat tidak nyambung, terlalu jauh.Tarifnya dilokalisasi berapa. Saya ke lokalisasi sejak tahun '92. Sekarang kita itung tarif saja, makin tinggi makin butuh privasi, mana mau ke lokalisasi dilihat orang. Di lokalisasi kelas umum. Kelas premium itu orang membutuhkan privasi, tidak ada urusan dengan yang di apartemen dengan yang di lokalisasi. Prostitusi online, itu high class. Kalau di lokalisasi kelasnya, kelas festival. Di lokalisasi tidak ada kelas yang mahal.
Bagaimana dengan ide untuk kembali melokalisir PSK?
Kalau soal perlunya lokalisasi untuk safebelt, ada hal yang perlu dilihat. Di dalam prostitusi ada hal yang signifikan terjadi, yaitu perbudakan, eksploitasi, kriminalisasi, dan human trafficking. Kalau mau mengambil decision harus komperehensif.
Apa pesan Jokowi saat menunjuk Anda menjadi Mensos?
Tidak ada pesan yang macam-macam. Kita tanda tangan saja pakta kinerja. Waktu itu semua menteri juga tidak tahu. Baru minggu sore pas pelantikan tahunya. Dimana posisi kita, baru tahu pas diumumkan. Kita hanya ambil baju, kita disuruh keluar, diumumkan, tetapi kita tidak dikasih tahu posisi kita.
Sejumlah kalangan mendesak Jokowi segera merombak kabinet. Tanggapan Anda?
Pemegang mandat Presiden. Kita semua bekerja dengan mandat dan tugas serta fungsi kita.