Pria Saudi Palsukan Identitas untuk Menikah
Kamis, 11 Juni 2015 - 15:21 WIB
Sumber :
- postgradproblems.com
VIVA.co.id
- Seorang wanita Uni Emirat Arab (UEA) berusia 22 tahun dan pria Arab Saudi, memulai perkenalan dari media sosial dan akhirnya memutuskan untuk menikah. Tapi ada penghalang yang harus mereka atasi.
Dilansir dari Emirates 24/7 pada Kamis, 11 Juni 2015, ayah wanita itu mewajibkan putrinya hanya menikah dengan orang UEA. Jadi pria Saudi itu pun membuat identitas palsu, berpura-pura sebagai orang UEA.
Baca Juga :
Guru Berondong Tembakan di Sekolah, Enam Tewas
Dilansir dari Emirates 24/7 pada Kamis, 11 Juni 2015, ayah wanita itu mewajibkan putrinya hanya menikah dengan orang UEA. Jadi pria Saudi itu pun membuat identitas palsu, berpura-pura sebagai orang UEA.
Tidak sulit baginya berpura-pura, karena sebenarnya dia lahir dan besar di UEA, sebelum kembali bersama keluarganya ke Saudi. Oleh karena itu dia bisa berbicara dengan fasih dalam dialek UEA.
Pria Saudi itu pun meminjam uang ke bank, menyuap otoritas UEA sebesar 40.000 Dirham atau sekitar Rp 144 juta, untuk memperoleh identitas palsu yang memuluskan upayanya menikahi sang wanita pujaan.
Dia mengaku orangtuanya tidak bisa hadir saat pernikahan, karena ada urusan darurat yang memaksa mereka melakukan perjalanan jauh. Prosesi pernikahan pun berjalan dengan lancar.
Tapi setelah upacara pernikahan selesai, ayah si wanita mendapatkan informasi tentang apa yang terjadi. Dia pun segera memanggil otoritas Abu Dhabi, yang kemudian menangkap si pria Saudi.
Namun putrinya mengatakan bahwa dia bukan korban, tetapi bagian dari rencana. Itu terpaksa mereka lakukan, karena ayahnya menolak memiliki menantu yang bukan orang UEA.
Si ayah akhirnya membatalkan tuntutan, serta memberkati pernikahan putrinya dan pria Saudi itu. Malang bagi pejabat yang disuap oleh si pria Saudi, untuk membuat dokumen identitas palsu.
Otoritas Abu Dhabi menerima pembatalan tuntutan terhadap mempelai lelaki, tapi tetap menangkap pejabat pembuat identitas palsu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tidak sulit baginya berpura-pura, karena sebenarnya dia lahir dan besar di UEA, sebelum kembali bersama keluarganya ke Saudi. Oleh karena itu dia bisa berbicara dengan fasih dalam dialek UEA.