Bukan Sekali Pevoli Aprilia Tersandung Kasus Gender
Rabu, 10 Juni 2015 - 12:33 WIB
Sumber :
- SEA Games 2015
VIVA.co.id -
Salah satu pevoli wanita Indonesia, Aprilia Manganang, harus tersandung masalah gender dalam ajang SEA Games 2015 di Singapura. Ternyata, bukan kali ini saja Aprilia tersandung kasus gender ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, tim Filipina meminta penyelanggara SEA Games untuk lebih dulu
jelang laga kontra Indonesia di hari ini. Kecurigaan Filipina terhadap jenis kelamin pemain bernama lengkap Aprilia Santini Manganang, pertama kali disampaikan oleh pelatih Roger Gorayeb.
Bila menilik ke belakang, ternyata gender Aprilia pun dipertanyakan oleh tim-tim voli asal Indonesia sendiri. Bahkan, tim Popsivo Polwan di Liga Bola Voli Indonesia (Livoli) 2011 menolak bermain melawan tim Alko Bandung yang dibela oleh Aprilia.
Popsivi menolak bermain dengan alasan belum keluarnya hasil feminine test-nya. Permasalahan ini kembali terulang di Livoli 2013, kali ini giliran tim Bank Jatim Surabaya dan Petrokimia Gresik yang melancarkan protes.
Sebagaimana dilansir situs asal Filipina, Spin, Aprilia yang saat ini membela tim Jakarta Electric PLN juga pernah mendapat masalah di ajang Internasional. Pemain berusia 23 tahun tersebut diprotes Filipina dalam kualifikasi kejuaraan dunia zona Asia Tenggara di Vietnam pada 2009 lalu.
Kasus gender yang seperti menimpa Spiker andalan Indonesia ini, sebenarnya juga menimpa banyak atlet lainnya. Seperti Caster Semenya, atlet lari asal Afrika Selatan ini harus menjalani tes dulu sebelum akhirnya dinyatakan boleh berlomba dan juara di kelas 800 meter di ajang World Athletics Championships pada 2009.
Sedangkan sprinter asal India, Dutee Chand, saat ini tengah berjuang melawan pelarangan untuk bertanding setelah otoritas olahraga negeri itu menemukan kadar testosteron Chand melebihi ambang toleransi.
“Kejam sekali. Saya diciptakan Tuhan seperti ini. Saya tidak ingin mengubah apa pun dan tidak akan menyerah untuk tetap berolahraga,” kata Chand pada tahun lalu, seperti dilansir The Star.
Baca Juga :
Srikandi Jakarta Pertamina Ikuti Jejak Tim Putra
Bila menilik ke belakang, ternyata gender Aprilia pun dipertanyakan oleh tim-tim voli asal Indonesia sendiri. Bahkan, tim Popsivo Polwan di Liga Bola Voli Indonesia (Livoli) 2011 menolak bermain melawan tim Alko Bandung yang dibela oleh Aprilia.
Popsivi menolak bermain dengan alasan belum keluarnya hasil feminine test-nya. Permasalahan ini kembali terulang di Livoli 2013, kali ini giliran tim Bank Jatim Surabaya dan Petrokimia Gresik yang melancarkan protes.
Sebagaimana dilansir situs asal Filipina, Spin, Aprilia yang saat ini membela tim Jakarta Electric PLN juga pernah mendapat masalah di ajang Internasional. Pemain berusia 23 tahun tersebut diprotes Filipina dalam kualifikasi kejuaraan dunia zona Asia Tenggara di Vietnam pada 2009 lalu.
Kasus gender yang seperti menimpa Spiker andalan Indonesia ini, sebenarnya juga menimpa banyak atlet lainnya. Seperti Caster Semenya, atlet lari asal Afrika Selatan ini harus menjalani tes dulu sebelum akhirnya dinyatakan boleh berlomba dan juara di kelas 800 meter di ajang World Athletics Championships pada 2009.
Sedangkan sprinter asal India, Dutee Chand, saat ini tengah berjuang melawan pelarangan untuk bertanding setelah otoritas olahraga negeri itu menemukan kadar testosteron Chand melebihi ambang toleransi.
“Kejam sekali. Saya diciptakan Tuhan seperti ini. Saya tidak ingin mengubah apa pun dan tidak akan menyerah untuk tetap berolahraga,” kata Chand pada tahun lalu, seperti dilansir The Star.
Baca Juga :
Jakarta Pertamina Energi Kandaskan BNI Taplus
Pertamina Energi menang 3-1.
VIVA.co.id
27 Maret 2016
Baca Juga :