Mengenal Keragaman Tarian Aceh di Tangloung Nanggroe
Senin, 1 Juni 2015 - 11:03 WIB
Sumber :
- Dok Galeri Indonesia Kaya
VIVA.co.id
- Sumatera memiliki kekayaan seni budaya berbeda-beda yang terbagi di setiap daerahnya. Karenanya, Galeri Indonesia Kaya bersama Walet Dance Company (WDC) menampilkan pertunjukan yang mengangkat tarian tradisional Aceh, bertajuk Tangloung Nanggroe Budaya Bangsa di Auditorium Galeri Indonesia Kaya.
Walet Dance Company hadir untuk memberi apresiasi tentang seni pertunjukan tradisional Aceh. Banyak tarian dari Negeri Serambi Mekah tersebut yang belum populer di tengah masyarakat, sehingga pada kesempatan kali ini penonton dapat mengetahui berbagai tari-tarian Aceh.
Pada pertunjukan Minggu, 31 Mei 2015, ditampilkan Tari Seudati Inong yang merupakan tari kebanggaan masyarakat Aceh dan dibawakan oleh 8 orang penari wanita. Tari Saman yang populer di Indonesia, tampil diiringi alunan pantun, puisi, musik, dan vokal yang dikombinasi tepukan tangan, di dada, serta paha.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Menjelajahi Budaya Jawa di Museum Ullen Sentalu
Walet Dance Company hadir untuk memberi apresiasi tentang seni pertunjukan tradisional Aceh. Banyak tarian dari Negeri Serambi Mekah tersebut yang belum populer di tengah masyarakat, sehingga pada kesempatan kali ini penonton dapat mengetahui berbagai tari-tarian Aceh.
Pada pertunjukan Minggu, 31 Mei 2015, ditampilkan Tari Seudati Inong yang merupakan tari kebanggaan masyarakat Aceh dan dibawakan oleh 8 orang penari wanita. Tari Saman yang populer di Indonesia, tampil diiringi alunan pantun, puisi, musik, dan vokal yang dikombinasi tepukan tangan, di dada, serta paha.
Tari Rampai Aceh, yang merupakan tari hasil eksplorasi gerak dan penggabungan dari Tari Seudati, Pho, Laweut, dan Ratoeh Deuk, juga ditampilkan, demikian informasi yang redaksi
VIVA.co.id
terima via rilis.
“Kami antusias menampilkan pertunjukan ini, karena selain ingin menampilkan tarian tradisional Aceh, kami ingin agar masyarakat lebih kenal dan mengetahui makna setiap tarian yang berasal dari Aceh,” ujar Marzuki Hasan dari WDC.
Mereka adalah wadah seni pertunjukan yang dapat mengembangkan seni budaya Indonesia untuk menciptakan sebuah kreativitas, harapan, dan kontekstual persoalan dunia yang nyata dapat diungkapkan.
Lahirnya kelompok ini juga tidak lain atas prakarsa dari para alumni dan mahasiswa Program Studi Seni Tari – Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Kesenian Jakarta. (art)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Tari Rampai Aceh, yang merupakan tari hasil eksplorasi gerak dan penggabungan dari Tari Seudati, Pho, Laweut, dan Ratoeh Deuk, juga ditampilkan, demikian informasi yang redaksi
