Lagi, Film Indonesia Curi Perhatian di Festival Dunia

- Film

, karya Lucky Kuswandi kembali diputar bersama empat film pendek lainnya, pada Minggu, 17 Mei 2015 di Espace Miramar, Cannes. Antusiasme penonton amat besar, terbukti dari ruangan pemutaran film yang dipenuhi penonton.

Sebagaimana pemutaran perdana sehari sebelumnya, lima dari 10 film pendek yang masuk kompetisi Pekan Kritikus (La Semaine de la Critique), Cannes 2015 diputar, kali ini, karya itu ditonton lima juri berkompetisi.

Berbeda dengan pemutaran perdana, kemarin ada sesi tanya jawab antara penonton dan tim pembuat film. Dalam kesempatan itu, Lucky secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Komite Seleksi Pekan Kritik Cannes 2015. 

“Sudah kurang lebih 25 tahun tidak ada satupun film Indonesia terseleksi di Critics Week, karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada komite seleksi yang memilih film ini,“ katanya.

Menurutnya, telah banyak yang terjadi di Indonesia selama 25 tahun. Dibanding masa lalu, saat ini Indonesia sudah jauh lebih matang. Kini Indonesia sudah lebih leluasa menerima kritik, dan seniman film lebih bebas berpendapat.

Karya visual produksi Babi Buta Film dan Hivos South East Asia itu, akan bersaing dengan sembilan film pendek lain dari seluruh dunia, untuk memerebutkan dua penghargaan. Yakni  Canal+ Award untuk film pendek terbaik dan Sony Cinealta Discovery Prize untuk film berkecenderungan inovatif. Pengumuman pemenang dilakukan 21 Mei 2015.