Sebab Galaksi Mati karena Pencekikan
Jumat, 15 Mei 2015 - 11:52 WIB
Sumber :
- Jeff Johnson/jeffjastro.com
VIVA.co.id
- Astronom kini telah menemukan penyebab kematian galaksi di alam semesta. Para pakar ini mengatakan, galaksi mati akibat sebuah skenario yang dinamakan pencekikan, sehingga galaksi kehabisan bahan bakar pembentuk bintang.
Astronom dari University of Cambridge dan Royal Observatory Edinburgh, Inggris menjelaskan galaksi akan mati secara perlahan karena bahan bakar yang membentuk bintang habis. Hal ini kemudian akan membuat galaksi sedikit demi sedikit mati.
Dikutip dari The
Space Reporter,
Jumat 15 Mei 2015, peneliti menuliskan kesimpulan itu muncul setelah mempelajari tingkat logam tertentu yang ditemukan pada galaksi yang mati. Peneliti mencatat dan menganalisa data kandungan logam di lebih dari 26 ribu galaksi.
Pada alam semesta, kata peneliti, terdapat galaksi hidup dan galaksi mati yang hampir setara. Galaksi hidup memiliki persediaan melimpah gas yang membentuk bintang, terutama hidrogen. Sedangkan galaksi mati memiliki pasokan gas yang sangat rendah.
Yingjie Peng, penulis utama dan pemimpin studi mengatakan logam merupakan pelacak sangat kuat dalam sejarah pembentukan bintang. Makin banyak bintang yang dibentuk oleh galaksi berarti makin banyak kandungan logam yang akan dilihat.
Rekan Peng menjelaskan, dalam analisa data, tim peneliti menemukan pada massa bintang, kandungan logam galaksi mati secara signifikan lebih tinggi dibanding galaksi pembentuk bintang.
"Ini bukan yang kami harapkan ditemukan dalam hal menghilangnya gas secara tiba-tiba, tapi ini konsisten dengan skenario pencekikan," kata sala satu penulis, Roberto Maiolino.
Skenario pencekikan ini menyebabkan kurangnya bahan bakar pembentukan bintang.
Tim memperkirakan waktu yang dibutuhkan galaksi pembentuk bintang yang dicekik sampai mati, yaitu sekitar empat miliar tahun. Â
Peng menambahkan setelah menemukan penyebab kematian galaksi tersebut, penelitian di masa depan harus bisa mengungkap siapa yang menyebabkan kematian tersebut.
"Pada dasarnya kami telah tahu penyebab kematian, tapi kami belum tahu siapa pembunuhnya, meski ada beberapa yang diduga," ujar Peng. Studi ini telah dipublikaskan di Jurnal
Nature.Â
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Rekan Peng menjelaskan, dalam analisa data, tim peneliti menemukan pada massa bintang, kandungan logam galaksi mati secara signifikan lebih tinggi dibanding galaksi pembentuk bintang.