Perbaiki Kualitas, RI Targetkan Ekspor ke Korsel Naik 100%
Kamis, 30 April 2015 - 14:29 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Nilai ekspor Indonesia ke Korea Selatan masih kalah dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang. Pemerintah pun ingin agar nilai ekspor ke Negeri Ginseng itu meningkat 100 persen.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri yang juga Pelaksana Harian Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, mengatakan bahwa total nilai ekspor dunia mencapai US$1.200 miliar. Adapun, nilai ekspor Indonesia masih relatif kecil, yaitu 1 persen dari ekspor dunia.
Baca Juga :
Kembangkan UKM, Indonesia Gandeng Korea Selatan
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri yang juga Pelaksana Harian Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Srie Agustina, mengatakan bahwa total nilai ekspor dunia mencapai US$1.200 miliar. Adapun, nilai ekspor Indonesia masih relatif kecil, yaitu 1 persen dari ekspor dunia.
"Dari sana, ekspor Indonesia ke Jepang sampai US$300 juta, tapi ke Korea Selatan hanya US$41 juta," kata Srie, di Kementerian Perdagangan, Jakarta.
Padahal, kata dia, Indonesia merupakan negara keenam terbesar yang mengekspor barang ke Korea. "Ini harus dibantu, (terutama) soal kualitas untuk memahami tren konsumen Korea dan desainnya," kata dia.
Selanjutanya, Srie mengatakan, bahwa pihaknya pernah membicarakan hal ini dengan perwakilan ASEAN-Korea Center (AKC).
Menurutnya, pihak AKC mengatakan bahwa nilai ekspor Indonesia ke Korea bisa meningkat hingga dua kali lipat, kalau produsen meningkatkan kualitasnya dan lebih memperhatikan tren.
Misalnya, di furnitur, tren konsumen Korea hampir mirip dengan konsumen Jepang. Furnitur yang diminati adalah furnitur bersifat minimalis karena sebagian masyarakatnya tinggal di apartemen.
"Harapannya, Indonenesia bisa meningkatkan ekspornya 100 persen dalam waktu dua hingga tiga tahun dengan meningkatkan kualitas dan standar. Mudah-mudahan bisa berhasil," kata dia.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dari sana, ekspor Indonesia ke Jepang sampai US$300 juta, tapi ke Korea Selatan hanya US$41 juta," kata Srie, di Kementerian Perdagangan, Jakarta.