Komitmen Investasi KAA Harus Ditindaklanjuti
Selasa, 28 April 2015 - 11:09 WIB
Sumber :
- ANTARA/Rosa Panggabean
VIVA.co.id
- CEO Indosterling Capital, William Henley, mengatakan pemerintah Indonesia harus segera menindaklanjuti berbagai komitmen investasi dan kerja sama perdagangan yang diperoleh dari hasil pertemuan bilateral di sela-sela Konferensi Asia Afrika (KAA).
“Tindak lanjut itu sangat penting, mengingat komitmen investasi dan kerja sama perdagangan yang diperoleh Indonesia dalam pertemuan bilateral selama KAA sangat besar dan strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar William di Jakarta, Selasa 28 April 2015.
Dia menuturkan, di sela-sela KAA kemarin, Presiden Joko Widodo melakukan 15 pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara.
Beragam penawaran kerja sama dan komitmen investasi diraih dalam pertemuan bilateral tersebut.
Misalnya, Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-ocha menawarkan kerja sama di bidang industri dan perikanan, sedangkan Jokowi menawarkan kerja sama di bidang teknologi pertanian, manufaktur, makanan, dan pariwisata.
Sementara, dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, Jokowi membahas masalah investasi industri untuk ekspor energi, kemaritiman, serta bebas visa.
Tiongkok paling signifikan
Namun, dari sejumlah pertemuan bilateral, menurutnya, Tiongkok merupakan negara yang memberikan tawaran kerja sama dan investasi yang paling signifikan bagi Indonesia.
"Kesempatan penawaran kerja sama dari Tiongkok itu tidak boleh dilewatkan oleh pemerintah,” tuturnya.
Dalam pertemuannya dengan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, Presiden Jokowi memastikan keikutsertaan Tiongkok dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Tak tanggung-tanggung, komitmen investasi untuk pembangunan infrastruktur dari Tiongkok meliputi pembangunan 24 pelabuhan, 15 pelabuhan udara, pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer (km), pembangunan jalan kereta sepanjang 8.700 km, dan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt.
Tak hanya itu, Tiongkok juga akan terlibat dalam pembangunan kereta api (KA) cepat jalur Jakarta-Bandung, dan Jakarta-Surabaya.
Dia mengungkapkan, Presiden Xi berharap kerja sama infrastruktur dengan Indonesia bisa segera direalisasikan, khususnya untuk proyek-proyek yang telah disepakati.
Mengutip data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di Indonesia hanya sebesar 39,4 persen pada kurun waktu 2005 hingga 2014.
Dari rencana investasi sebesar US$427,99 miliar, realisasinya hanya sebesar US$168,23 miliar. “Rendahnya realisasi itu menunjukkan tindak lanjut atas rencana investasi yang masih sangat rendah. Untuk itu, pemerintah harus berupaya mewujudkan komitmen-komitmen serta rencana investasi di Indonesia,” ujarnya.
William menyebut sejumlah perbaikan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung investasi mulai dari dibukanya pelayanan terpadu satu pintu (PTSP), hingga sejumlah kemudahan berinvestasi lainnya mulai dari masalah pembebasan lahan hingga insentif pajak.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dari rencana investasi sebesar US$427,99 miliar, realisasinya hanya sebesar US$168,23 miliar. “Rendahnya realisasi itu menunjukkan tindak lanjut atas rencana investasi yang masih sangat rendah. Untuk itu, pemerintah harus berupaya mewujudkan komitmen-komitmen serta rencana investasi di Indonesia,” ujarnya.