Dapat 'Bayaran', Indonesia Harus Tekan Emisi Karbon

Riau siaga darurat kebakaran
Sumber :
  • ANTARA/FB Anggoro
VIVA.co.id
- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Indonesia telah menjalin kesepakatan dengan beberapa negara dalam upaya menciptakan strategi pembangunan yang rendah emisi. Indonesia akan dibayar jika melakukan upaya mencegah emisi seperti karbon kredit.


"Kesepakatan sebenarnya, yaitu sejak di Brasil, kemudian termasuk di Bali itu, dan nanti di Paris, itu bagaimana mengimplementasikan. Contohnya, karbon kredit. Jadi, kalau kita mau memperbaiki hutan, mereka harus bayar, seperti itu kerja samanya," ujar Jusuf Kalla usai memberi sambutan dalam acara
Tropical Lanscape Summit
, Senin 27 April 2015.


Menurut JK, Indonesia akan dibayar jika berhasil menekan pencemaran lingkungan akibat emisi karbon. Indonesia, dia melanjutkan, juga telah melakukan kerja sama dengan Norwegia dalam bidang pengurangan deforestasi dan degradasi hutan atau
reducing emissions forum deforestation and format degradation
(REDD).


"Lalu, kalau kita mempertahankan
Wapres Kalla Resmikan Pembukaan GIIAS 2016
environmental (lingkungan) itu ada nilainya, kita dibayar, itu yang harus dimplementasikan," tuturnya.
Wapres: Elektrifikasi RI Terendah di ASEAN


Pembebasan Sandera Abu Sayyaf, JK Harap Filipina Keras
Seperti diketahui, Indonesia sudah bekerja sama dengan Norwegia sejak era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pada saat itu, Indonesia yang diwakili SBY, berkomitmen untuk mengurangi emisi CO2 (karbon) sebesar 26 persen pada 2020. Kompensasinya, Norwegia memberikan hibah senilai US$1 miliar untuk program perlindungan lingkungan hutan di Indonesia. (art)

Wakil Presiden Jusuf Kalla

Pameran Mobil Terbesar Asia Tenggara GIIAS 2016 Resmi Dibuka

Pameran diikuti 33 perusahaan otomotif, mulai dari mobil hingga motor.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016