Ericsson: Lebih Banyak Penonton Video Streaming daripada TV
Kamis, 26 Maret 2015 - 11:16 WIB
Sumber :
- Viva.co.id/Agus
VIVA.co.id
- Akhir 2014 lalu, pengguna LTE di seluruh dunia diperkirakan mencapai hampir setengah miliar. Angka ini paling banyak dari Amerika Utara, meski Asia Pasifik diketahui memiliki kontribusi besar dalam peningkatan enam bulan terakhir.
Dilansir
Cellular News
, Kamis 26 Maret 2015, menurut Ovum Research, jumlah pengguna LTE telah mencapai 498 juta. Kontribusi Amerika Utara mencapai 33 persen dengan total 164 juta sambungan. Pertengahan tahun, Asia Pasifik mengejar dan mendahului Amerika serta Kanada dalam urusan jumlah koneksi.
"Asia Pasifik, sepanjang 2013 sampai 2014, memiliki total sambungan LTE mencapai 152 juta. Pertumbuhan LTE di seluruh dunia mencapai 141 persen per tahun," tulis pihak Ovum.
Diramalkan President dan Chief Executive Officer (CEO) Ericsson, Hans Vestberg, yang sedang melakukan lawatan ke Indonesia, pertumbuhan akses jaringan Long Term Evolution (LTE) saat ini mulai terjadi karena layanan ini sedang digarap oleh berbagai negara.
Menurut dia, di 2015 ini netizen akan banyak menggunakan konten video. Setidaknya, menurut Vestberg, ada empat perubahan utama sepanjang tahun ini bergulir.
"Lebih banyak orang akan menonton streaming, video on demand, dibanding siaran TV setiap minggunya. Video akan memiliki porsi setengah dari lalu lintas data seluler, dengan pertumbuhan pelanggan LTE melebihi 80 persen dan cakupan mobile broadband dunia akan berada di atas 70 persen. Ini semua adalah kekuatan besar dari perubahan dan membuka peluang baru, baik di industri TIK maupun industri lainnya," ujar dia saat temu media di Grand Hyatt, kemarin.
Vesteberg menyakini bahwa setiap negara akan mengalami perkembangan ketika memanfaatkan teknologi LTE, seperti salah satunya di Indonesia yang jumlah penduduknya cukup besar.
Kemudian ia menambahkan, ada logika baru yang diterapkan di industri. Menurutnya, kita dapat melihat pergeseran yang pasti dari produk fisik ke layanan digital, seperti model bisnis baru muncul, bersama dengan cara-cara baru untuk memecahkan masalah lama yang menciptakan efisiensi baru.
"Kedekatan pelanggan sebenarnya dapat dibuat dengan menggunakan alat digital. Anda dapat melihat bahwa TIK mengendalikan transformasi yang benar-benar mengubah permainan," tutur Vestberg yang sudah bergabung dengan Ericsson sejak tahun 1988.
Seperti diketahui, dalam perhelatan Mobile World Congress beberapa waktu lalu, Ericsson memamerkan berbagai kemampuan layanannya untuk berbagai macam kebutuhan pelanggan.
Begitu juga yang diumumkan di Consumer Electric Show pada Januari kemarin, Ericsson menjadi yang pertama memperkenalkan LTE-LAA, License Assisted Access pada sel kecil. Teknologi tersebut memungkinkan konsumen dapat memanfaatkan kombinasi band berlisensi dan tidak berlisensi untuk mendapatkan peak rates yang lebih tinggi di dalam ruangan.
[/vivamore]
Baca Juga :
Ini Ambisi 4G LTE Telkomsel di 2016
Baca Juga :
XL Sebar Satu Juta SIM Card 4G di Bandung
"Asia Pasifik, sepanjang 2013 sampai 2014, memiliki total sambungan LTE mencapai 152 juta. Pertumbuhan LTE di seluruh dunia mencapai 141 persen per tahun," tulis pihak Ovum.
Diramalkan President dan Chief Executive Officer (CEO) Ericsson, Hans Vestberg, yang sedang melakukan lawatan ke Indonesia, pertumbuhan akses jaringan Long Term Evolution (LTE) saat ini mulai terjadi karena layanan ini sedang digarap oleh berbagai negara.
Menurut dia, di 2015 ini netizen akan banyak menggunakan konten video. Setidaknya, menurut Vestberg, ada empat perubahan utama sepanjang tahun ini bergulir.
"Lebih banyak orang akan menonton streaming, video on demand, dibanding siaran TV setiap minggunya. Video akan memiliki porsi setengah dari lalu lintas data seluler, dengan pertumbuhan pelanggan LTE melebihi 80 persen dan cakupan mobile broadband dunia akan berada di atas 70 persen. Ini semua adalah kekuatan besar dari perubahan dan membuka peluang baru, baik di industri TIK maupun industri lainnya," ujar dia saat temu media di Grand Hyatt, kemarin.
Vesteberg menyakini bahwa setiap negara akan mengalami perkembangan ketika memanfaatkan teknologi LTE, seperti salah satunya di Indonesia yang jumlah penduduknya cukup besar.
Kemudian ia menambahkan, ada logika baru yang diterapkan di industri. Menurutnya, kita dapat melihat pergeseran yang pasti dari produk fisik ke layanan digital, seperti model bisnis baru muncul, bersama dengan cara-cara baru untuk memecahkan masalah lama yang menciptakan efisiensi baru.
"Kedekatan pelanggan sebenarnya dapat dibuat dengan menggunakan alat digital. Anda dapat melihat bahwa TIK mengendalikan transformasi yang benar-benar mengubah permainan," tutur Vestberg yang sudah bergabung dengan Ericsson sejak tahun 1988.
Seperti diketahui, dalam perhelatan Mobile World Congress beberapa waktu lalu, Ericsson memamerkan berbagai kemampuan layanannya untuk berbagai macam kebutuhan pelanggan.
Begitu juga yang diumumkan di Consumer Electric Show pada Januari kemarin, Ericsson menjadi yang pertama memperkenalkan LTE-LAA, License Assisted Access pada sel kecil. Teknologi tersebut memungkinkan konsumen dapat memanfaatkan kombinasi band berlisensi dan tidak berlisensi untuk mendapatkan peak rates yang lebih tinggi di dalam ruangan.
Â
![vivamore="Baca Juga :"][/vivamore]
Baca Juga :
Perlombaan Layanan 4G, Ini Pemenangnya
Speedtest.net acapkali menjadi acuan dalam hal kecepatan internet.
VIVA.co.id
2 April 2016
Baca Juga :