Antisipasi Disadap, Begini Perlakuan Khusus Pejabat VVIP
- theguardian.com
VIVA.co.id - Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Ridwan Effendi, mengatakan operator telekomunikasi memang memberikan perlakuan khusus bagi pengguna yang tergolong penting. Pengguna ini dikategorikan sebagai pengguna VVIP, atau pejabat negara penting.
"Kalau VVIP itu dari jaringan dibedakan, dipisahkan, ada aturan khususnya," ujar Ridwan dihubungi VIVA.co.id, Jumat 13 Maret 2015.
Lebih lanjut, dia menjelaskan pengamanan jaringan komunikasi yang melibatkan pengguna VVIP juga akan dilakukan orang khusus. Ridwan menyebutkan, dari sisi operator, mereka akan memberikan pengamanan ketat pada jaringannya, misalnya melalui pengelolaan Sentral Telepon Otomat (STO).
"Misalnya, STO di Gambir tentunya jauh lebih ketat dibanding STO yang lain. Keamanannya beda, tak bisa sembarangan orang yang megang," kata dia.
Operator seluler, kata Ridwan, juga akan memberikan penanganan keamanan berbeda kepada pengguna VVIP.
"Jadi, memang keamanan perangkat telekomunikasi itu macam-macam. Untuk ini (VVIP), pastinya lebih secure. Selain keamanan end to end yang dipasang, juga ada yang lainnya. Intinya ada SOP-nya itu," tuturnya.
Sebelumnya diketahui, Telkomsel dan Indosat diduga dimata-matai oleh badan intelijen negara asing. Kabar tersebut menyeruak, bersumber dari dokumen mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), Edward Snowden.
Dokumen menuliskan GCSB bekerja dengan badan intelijen Australia (ASD) dalam memata-matai perusahaan telekomunikasi Indonesia, termasuk Telkomsel dan Indosat.
Kedua badan intelijen itu, kemudian menyusup ke jaringan operator Indonesia untuk 'menguping' segala percakapan pada sejumlah pejabat Indonesia sejak 2009. (asp)
[/vivamore]