Hanung Bramantyo Garap Ranah Politik di Film 2014
- VIVA.co.id/Beno Junianto
VIVA.co.id - Sutradara Hanung Bramantyo dinilai sukses menggarap film berjudul 2014. Saat nonton bersama dengan sejumlah penggemar film di Senayan City, turut hadir Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf, yang menilai film 2014 ini mampu mengedukasi anak muda di Tanah Air.Â
"Saya pikir tema politik itu jarang diangkat ke dalam sebuah film layar lebar. Hanung mampu mengemas film ini, sehingga menarik anak muda untuk menontonnya," ujar Triawan kepada VIVA.co.id, Minggu 1 Maret 2015.Â
Sementara itu, Hanung merasa puas dengan film 2014 ini mampu menyedot penonton untuk menyaksikannya di bioskop. Hanung mengatakan, sebenarnya film yang dibintangi Rio Dewanto ini sudah lama diproduksi, namun dia menunggu momen yang tepat.
"Film ini digarap memang jauh sebelum Pak Jokowi jadi gubernur. Saya berandai-andai, bila seandainya ada orang yang coba menggagalkan capres terpilih yang jadi favorit rakyat," katanya.Â
Hanung punya alasan sendiri mengapa film 2014 ini baru diputar dan dirilis di bioskop tahun ini. Hanung sempat dikritik seorang penasihat politik soal filmnya yang saat itu nyaris akan dirilis pada 2014 jelang pemilu.Â
"Teman saya dari kalangan politik, saat melihat filmnya mengatakan ada yang salah di sini. Jadi, kami ada syuting tambahan," ujar dia.
Saat ingin rilis, ternyata sudah kena efek pemilu. Saat itu, anak muda fokus sekali dengan pemilu. "Kami mikir, kalau ditayangkan, suasananya bisa lebih dramatis dari film. Makanya kami nunggu aja setelah pemilu," ujarnya.Â
Film 2014 merupakan karya rumah produksi Dapur Film. Selain Rio Dewanto, film ini juga dibintangi oleh Ray Sahetapy, Rudi Salam, Donny Damara, Atiqah Hasiholan, serta Maudy Ayunda. Film 2014 mengisahkan tentang seorang remaja bernama Riki yang ayahnya mencalonkan diri maju sebagai calon presiden di ajang pemilu 2014.Â
Meski figur sang ayah dikenal populer dan cerdas serta sukses menjadi calon presiden favorit, Riki tak setuju dengan pandangan yang kerap disampaikan sang ayah. Riki pun menumpahkan kekesalannya di jejaring sosial. Di sisi lain, kompetitor ayahnya memanfaatkan hal itu untuk keuntungan mereka. (art)
![vivamore="Baca Juga :"]