Laba Menukik, AirAsia Catat Rugi Rp1,53 Triliun

CEO Air Asia Tony Fernandes di APEC CEO Summit 2013
Sumber :
  • VIVAnews / Renne Kawilarang

VIVA.co.id - Bagi AirAsia, murahnya harga minyak tak mampu membuat perusahaan untung. Sebab, penurunan harga minyak dibarengi pelemahan nilai tukar ringgit dan membuat maskapai penerbangan murah itu terjerumus ke zona merah.

AirAsia mencatatkan kerugian bersih sebesar 428,5 juta ringgit (Rp1,53 triliun) pada kuartal IV-2014. Itu merupakan kerugian pertama dalam dua tahun.

Terbang ke Singapura atau Korsel Diskon 50% di Pameran Ini

Ringgit telah anjlok hampir 13 persen terhadap dolar AS sejak pertengahan 2014. Pukulan terhadap ringgit melambungkan biaya-biaya utang dan operasi AirAsia yang berdenominasi mata uang asing.

"Kerugian ini akibat dari mata uang asing," ujar CEO AirAsia Tony Fernandes saat diwawancarai CNBC Jumat, 27 Februari 2015.

Dia menambahkan, neraca perlu dinilai kembali dan dimasukkan dalam pendapatan. Sebab, kenyataannya, pendapatan AirAsia justru tercatat naik 16 persen dibanding periode sebelumnya.

Fernandez menyebut, peristiwa kecelakaan pesawat QZ8501 yang terbang dari Surabaya ke Singapura pada 28 Desember lalu, tidak berpengaruh pada keuangan. Bahkan, dia menambahkan permintaan penumpang terlihat baik pada kuartal pertama tahun ini, meski perusahaannya tidak memasang iklan pada 50 hari pertama tahun ini.

Baca juga: