Harga Semen Diturunkan, Indocement Mati-matian Efisiensi
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Presiden Direktur PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya, mengatakan bahwa perusahaannya mati-matian melakukan efisiensi. Ini, setelah pemerintah menurunkan beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, pada 16 Januari 2015, Presiden Joko Widodo mengumumkan secara resmi bahwa harga jual semen produksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) turun sebesar Rp3.000 per sak. Harga baru semen itu efektif berlaku mulai Senin 19 Januari 2015, mengikuti penurunan harga produksi.
Dalam acara, The Economist Indonesia Summit 2015, Jakarta, Rabu 11 Februari 2015, dia mengatakan, rendahnya kebutuhan semen masyarakat pada kuartal pertama tahun ini membuat Indocement harus ikut menurunkan harga. Atau, sesuai dengan produk yang dijual oleh Semen Indonesia.
"Karena untuk pertahankan pangsa pasar, penting dalam merespons. Apalagi, waktu demand, atau permintaan sedang rendah," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, penurunan harga minyak saat ini tidak begitu memengaruhi pengurangan ongkos produksi perusahaan. Sebab, hanya memengaruhi ongkos distribusi yang dilakukan.
"Fuel, atau bahan bakar hanya bagian dari distribusi. Distribusi itu hanya 15 persen, ya sekitar delapan persenlah," tambahnya.
Menurutnya, yang paling memengaruhi ongkos produksi, yaitu kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk industri pada tahun ini. "Electric price naik 65 persen. Itu membuat kami mati-matian melakukan efisiensi. Supaya, kita bisa stabil," tegasnya.
Dia mengungkapkan, perusahaan menargetkan pertumbuhan volume penjualan semen sebesar 5-6 persen pada tahun ini. Implementasi dari proyek-proyek pembangunan infrastruktur pemerintah, diperkirakan baru terasa tahun depan.
"Mungkin second half dan real effect next year, mungkin akan lebih tinggi. Tahun ini, kita harapkan sebesar enam persen," tuturnya.
Sedangkan, untuk belanja modal tahun ini sekitar Rp4-5 triliun akan difokuskan untuk menyelesaikan pabrik baru di Citerep. "Akan ada 4,4 juta ton, jadi kita harapkan di triwulan tiga," tambahnya. (asp)
Baca juga: