Curahan Hati Pengusaha Garmen soal Pakaian Bekas Impor
Selasa, 10 Februari 2015 - 15:25 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
VIVA.co.id
- Pakaian bekas impor terus membanjiri pasar Indonesia. Pengusaha pun turut berpendapat tentang penjualan pakaian ini.
"Pakaian bekas dari luar negeri akan berpengaruh terhadap penjualan dalam negeri," kata anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Bintoro Dibyoseputro, di Badan Koordinasi Penanaan Modal (BKPM), Jakarta, Selasa 10 Februari 2015.
Baca Juga :
Jalur Penyelundupan Pakaian Bekas Impor
"Pakaian bekas dari luar negeri akan berpengaruh terhadap penjualan dalam negeri," kata anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Bintoro Dibyoseputro, di Badan Koordinasi Penanaan Modal (BKPM), Jakarta, Selasa 10 Februari 2015.
Meskipun demikian, Bintoro tidak bisa menyebutkan angkanya. "Belum kami hitung," kata dia.
Kekesalan ini, lanjut Bintoro, beralasan. Sebab, industri tekstil yang beroperasi dalam negeri, harus melewati serangkaian proses sebelum berusaha di Indonesia. Misalnya, melewati banyaknya proses perizinan.
Namun, ketika sudah produksi, produk mereka harus bersaing dengan pakaian bekas impor tersebut. Padahal, jalur masuk pakaian bekas itu tidak resmi.
"Tahu-tahu ada yang berjualan itu. Ini ada
unfairness
. Seperti orang yang lari 10 kilometer, tahu-tahu dicegat di setengah kilometer yang terakhir," kata dia.
Bintoro mengatakan, bahwa pihaknya meminta pemerintah untuk memberikan aturan untuk melindungi produk dalam negeri. Kalau pakaian produksi dalam negeri tidak dilindungi, produk garmen lokal tidak bisa berkembang. Pemerintah juga diminta bersikap tegas terhadap perdagangan pakaian bekas tersebut.
"Ini yang mau dibela siapa? Yang pakai pakaian, pedagangnya, atau industrinya?" kata dia.
Baca juga:
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Meskipun demikian, Bintoro tidak bisa menyebutkan angkanya. "Belum kami hitung," kata dia.