Mengenang Djujuk, Primadona Srimulat
Jumat, 6 Februari 2015 - 18:57 WIB
Sumber :
- wikipedia
VIVA.co.id -
Grup lawak Srimulat harus kembali kehilangan anggota seniornya. Pelawak legendaris Srimulat, Djujuk Djuwariah, meninggal dunia, Jumat, 6 Februari 2015 akibat kanker rektum stadium empat yang dideritanya.
Djujuk dikabarkan tak lagi bernyawa sekitar pukul 15.00 WIB. Banyak hal yang menjadi kenangan, selama Djujuk masih hidup. Namanya sangatlah dikenal di dunia hiburan Tanah Air. Lewat sebuah komedi lawak bernama Srimulat, nama Djujuk berkibar.
Bahkan, peranannya dalam industri hiburan di Indonesia tidak dapat dilepaskan. Ia adalah salah satu dari sekian banyak pelawak yang menjadi primadona di dunia hiburan.
Awal kariernya diawali dari kiprahnya menari, karena berasal dari keluarga yang tidak mampu, maka ia tidak dapat mengikuti pelajaran tari yang diadakan di sanggar-sanggar tari. Minat belajar yang tinggi membuat Djujuk untuk terus mempelajari tari.
Darah seni memang sudah mengalir di darah Djuwariah nama asli Djujuk. Bapaknya yang juga seorang pimpinan karawitan selalu memotivasi dan membuatnya tertarik untuk mengikuti jejak ayahnya masuk ke dunia seni.
Penari Jawa
Djujuk mengawali karier di dunia seni dengan menari dan menyanyi, bahkan ketika SMA ia juga menjadi salah satu vokalis dalam sebuah band yang didirikan bersama teman-temannya semasa itu.
Bergabungnya Djujuk di Srimulat merupakan sebuah kebetulan, ia mengawali kiprah di dunia seni lawak sebagai seorang penari Jawa.
Baca Juga :
Isak Tangis Sambut Jenazah Djujuk di Rumah Duka
Selamat Jalan Djujuk
Kini, kiprah Djujuk di dunia hiburan Tanah Air tinggal kenangan. Djujuk Djuwariah telah berpulang. Ia mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Dr. Sardjito, Yogyakarta, Jumat 6 Februari 2015 sekitar pukul 15:00 WIB.
Menurut informasi dari putra Djujuk, Koko, ibunya meninggal akibat penyakit kanker usus stadium 4. Pelawak legendaries Srimulat itu sudah sejak lama menderita penyakit tersebut. Namun, diagnosa baru dilakukan beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, dia sempat menjalani pengobatan di Solo dan Singapura.
Sebelum berpulang, kondisi Djujuk terlihat lemah dan tidak nafsu makan. Dia akan dikebumikan di Solo, jenazah dibawa ke rumah duka Jalan Sri Gunting No. 5 Manahan, Solo. Djujuk meninggal di usia 67 tahun, dia lahir di Solo, 20 Maret 1947. (art)
Laporan: Nuvola Gloria
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Selamat Jalan Djujuk