Jual Baju Bekas Jepang, Pedagang di Semarang Banjir Rupiah

Pakaian Bekas di Pasar Baru
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Minat masyarakat membeli pakaian impor bekas sangatlah tinggi. Hal itu berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya mereka para pedagang pakaian yang telah puluhan tahun menekuni bisnis menggiurkan tersebut.

Di Semarang, Jawa Tengah, bisnis pakaian bekas bahkan menjadi tumpuan hidup seorang pedagan bernama David (37) yang merupakan warga Jalan Abdurahman Saleh, Semarang Barat. Dia menekuni pekerjaan sebagai penjual pakaian bekas dengan lapak di depan rumahnya dan bapak tiga anak itu pun kini telah memiliki pelanggan tetap.

"Sudah 17 tahun saya menerjuni bisnis ini. Tapi buka lapak sendiri baru tiga tahun. Sistemnya sewa sebesar Rp25 juta per bulan, " ujar David saat berbincang dengan VIVA co.id di Semarang, Jumat 6 Februari 2015.

Kendati demikian, untuk menekuni bisnis tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Liku-liku berdagang pernah dia alami selama puluhan tahun itu.

Polda Metro Bongkar Penyelundupan Ribuan Koli Pakaian Bekas

Sehingga saat ini, dirinya telah memiliki pelanggan tetap yang membeli pakaian bekas koleksinya.

Saat ini, omzet bisnis David bisa dikatakan cukup besar. Terhitung dalam satu bulan, dirinya mampu meraih pemasukan sebesar Rp30 juta dari penjualan koleksi pakaian Korea Selatan dan Jepang yang dipajang di tokonya.

"Kebetulan semua produknya impor. Konsumen tetap saya, mereka mahasiswa, siswi SMA dan banyak orang-orang kaya. Kalau sehari bisa dapat Rp500 ribu sampai Rp1 juta," ujar pria asal Padang tersebut.

Bandung dan Surabaya

Selama puluhan tahun, David mengaku mendapatkan stok barang impor asal Korea dan Jepang dari kota besar di Indonesia, yakni Bandung dan Surabaya. Di dua kota itu sudah ada orang yang selama sebulan sekali mengirimkan barang impor dengan sistem antar langsung ke Semarang.

"Tapi nggak mesti permintaan selalu ada. Kadang-kadang barang ada, kadang nggak ada," tuturnya.

Adapun sistem pembeliannya, lanjut David, dengan model per karung. Biasanya, dalam satu karung pakaian impor bekas, terdapat berbagai jenis pakaian dan merek yang beragam pula.

"Ada yang bekas, tapi ada juga yang baru. Per karung semuanya campur. Harganya antara Rp3 -5 juta per karung," ungkapnya.

Masyarakat Miskin Berburu Pakaian Bekas untuk Berlebaran

Usai mendapatakan barang, dirinya langsung memajang pakaian-pakaian tersebut sesuai dengan jenis pakaian dan bukan jenis merek. Untuk jenis pakaian yang paling mahal, yakni jaket kulit, harganya mencapai Rp300 ribu dan yang paling murah adalah jaket senilai Rp15 ribu.

"Mereka yang beli di sini mengaku kecanduan. Karena barang bagus, kualitas bagus dan bermerek. Paling penting banyak yang terbantu. Anak SMA saja bisa beli," tambah dia. (ren)

Baca juga:

Polda Metro Jaya memaparkan jalur penyelundupan pakaian bekas

Jalur Penyelundupan Pakaian Bekas Impor

Barang bekas diselundupkan melalui pelabuhan 'tikus'.

img_title
VIVA.co.id
1 Agustus 2016
img-logo
img-logo

Bantu kami untuk memperbaiki kualitas siaran TvOne dengan mengisi survey berikut