Peneliti ESA Ungkap Rahasia Komet 67P
- www.dailymail.co.uk
VIVA.co.id - Badan Antariksa Eropa (ESA) mengungkapkan beberapa rahasia komet 67P/Churyumov-Gerasimenko atau dikenal komet 67P.
Beberapa temuan menunjukkan struktur, bentuk, lingkungan komet jauh lebih kompleks dari yang diperkirakan peneliti antariksa sebelumnya.
Melansir Gizmag, Senin 26 Januari 2015, setelah mendalami profil komet melalui 7 dari 11 pesawat pengorbit Rosetta, peneliti ESA menemukan hal baru dari komet, meski masih ada beberapa hal yang membingungkan. Misalnya soal struktur komet.
Sebagaimana diketahui, awalnya peneliti meyakini bentuk komet adalah bulat silinder, namun komet 67P ternyata berbentuk "mainan bebek".
"Kami mempelajari banyak dalam beberapa bulan dari komet itu. Tapi, makin banyak data yang dikumpulkan dan dianalisis dari studi lebih dekat. Kami berharap untuk menjawab banyak pertanyaan kunci tentang asal-usul dan evolusi," kata ilmuwan proyek Rosetta, Matt Taylor.
Berdasarkan pengukuran, kepala komet "bebek" memiliki dimensi panjang 2,6 km, tinggi 2,3 km, dan panjang leher 1,8 km. Kemudian, bagian tubuh komet berdimensi panjang 4,1 km, tinggi 1,8 km, dan bagian belakang ekor 3,3 km. Sementara itu, panjang leher komet disebutkan berjarak 500 meter.
Soal leher komet, peneliti masih belum mengetahui apakah itu muncul dari hasil erosi atau fusi dua komet yang mirip.
Selain soal struktur, peneliti juga penasaran dengan fakta komet 67P jauh lebih "kenyal" dari yang diperkirakan sebelumnya.
Peneliti menemukan volume komet yaitu 21,4 km kubik, dengan kepadatan 470 kg per meter kubik. Dengan demikian berarti 70 hingga 80 persen komet adalah berpori dengan internal komet adalah debu es. Internal komet juga disebutkan berongga kecil.
Peneliti juga menemukan tiap wilayah di permukaan komet memiliki karakter yang berbeda, Dari 19 lokasi yang dinamai dengan nama dewa Mesir, medan berbeda-beda.
Beberapa wilayah ditutupi dengan debu yang muncul dari interior komet. Sementara itu, area lainnya terdiri atas material rapuh, daerah turunan yang besar serta daerah halus. Peneliti juga dibuat heran dengan fitur tebing curam, yang belum diketahui bagaimana bisa terjadi.
Instrumen Rosetta juga menemukan sejumlah besar debu seperti gas muncul dari dalam komet menuju titik di mana komet menjauh dari Matahari. Instrumen juga menemukan lebih dari air yang disublimasikan, karbon dioksida, dan karbon monoksida.
Salah satu aspek menarik lain yakni komet tak hanya mengembangkan astmosfer, tapi juga sebagian mengembangkan angin Matahari serta magnetosfer. (art)
Baca juga: