Benarkah Wanita Cantik Lebih Mudah Diterima Kerja?
Jumat, 10 Oktober 2014 - 15:08 WIB
Sumber :
- iStock
VIVAlife -
Bila Anda wanita, dan saat ini diterima di sebuah pekerjaan yang lekat dengan stereotip maskulin, seperti dunia otomotif misalnya, maka Anda harus 'membayar' pekerjaan itu, dengan membiarkan orang-orang membicarakan Anda karena masalah gender.
Dikutip dari Dailymail, sebuah studi dilakukan di University of Colorado Boulder dengan melibatkan 355 peserta, pria dan wanita. Studi tersebut dilakukan, untuk melihat apakah lamaran-lamaran fiktif yang dikirimkan ke sebuah perusahaan, akan mendapat review lebih baik jika calon pelamar adalah wanita cantik. Dan jawabannya: ya.
Fakta membuktikan, jika saat melamar Anda mencantumkan foto wajah seorang wanita cantik, maka respons calon penerima pekerjaan akan berbeda. Apalagi, jika sang wanita cantik menulis kalimat ini di lamarannya, “Saya tahu tidak banyak wanita bisa berkecimpung di industri yang keras ini, namun saya mampu melakukannya.' Maka otomatis, sang calon pelamar akan mendapat penilaian tinggi, ketimbang wanita lain yang tidak memajang foto cantik dalam lamaran.
Dikutip dari Dailymail, sebuah studi dilakukan di University of Colorado Boulder dengan melibatkan 355 peserta, pria dan wanita. Studi tersebut dilakukan, untuk melihat apakah lamaran-lamaran fiktif yang dikirimkan ke sebuah perusahaan, akan mendapat review lebih baik jika calon pelamar adalah wanita cantik. Dan jawabannya: ya.
Fakta membuktikan, jika saat melamar Anda mencantumkan foto wajah seorang wanita cantik, maka respons calon penerima pekerjaan akan berbeda. Apalagi, jika sang wanita cantik menulis kalimat ini di lamarannya, “Saya tahu tidak banyak wanita bisa berkecimpung di industri yang keras ini, namun saya mampu melakukannya.' Maka otomatis, sang calon pelamar akan mendapat penilaian tinggi, ketimbang wanita lain yang tidak memajang foto cantik dalam lamaran.
Penelitian ini kemudian diterbitkan di Organizational Behavior and Human Decision Processes, dan mulai mendapat pembahasan serius. Stefanie Johnson, pemimpin penelitian tersebut percaya, bahwa wanita yang bekerja di tempat mayoritas pria, tetap dapat bekerja dengan baik apabila lingkungan memberi dukungan.
Ia terangkan, akan ada dua sikap yang ditunjukkan rekan kerja pria terhadap Anda, yang pertama sikap Benevolent Sexism dan yang kedua, Hostile Sexism. Sikap yang pertama, adalah anggapan bahwa sebagai wanita, Anda akan selalu butuh bantuan pria dalam banyak hal. Sehingga mereka akan sering bersikap melindungi. Kubu ini, adalah jenis orang-orang yang menerima kehadiran wanita di tempat kerja pria.
Sementara yang bersikap Hostile Sexism, mereka percaya bahwa kehadiran Anda di tempat itu adalah sebuah kesalahan besar. Karena pekerjaan ini, menurut mereka jelas-jelas diperuntukkan bagi pria, dan kehadiran Anda di sana hanya akan mengganggu. Makanya tak heran, jika kemudian mereka sering bersikap tak ramah pada Anda.
"Saya mengakui ada stigma di masyarakat, bahwa wanita cantik pasti lemah di pekerjaan fisk. Meski sebenarnya pemikiran tidak benar,” kata Johnson. Ia berharap, akan ada lebih banyak pria menghargai kehadiran wanita, dilihat dari kapasitas kemampuannya, bukan tampangnya. “Semoga pepatah ‘Jangan benci saya, karena saya cantik,’ dapat diterapkan di masyarakat kita,” tutup wanita itu.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Penelitian ini kemudian diterbitkan di Organizational Behavior and Human Decision Processes, dan mulai mendapat pembahasan serius. Stefanie Johnson, pemimpin penelitian tersebut percaya, bahwa wanita yang bekerja di tempat mayoritas pria, tetap dapat bekerja dengan baik apabila lingkungan memberi dukungan.