Menguak Kisah di Balik Desa Nelayan Apung Terbesar Sejagat
Selasa, 30 September 2014 - 14:37 WIB
Sumber :
- ImageChina
VIVAlife –
Desa nelayan biasanya berupa kawasan mungil yang terdiri dari beberapa rumah yang terletak di area pantai. Perahu-perahu tertambat di dermaga kayu, sementara nelayan sibuk memindahkan hasil tangkapan.
Namun, pemandangan itu kontras dengan desa nelayan di Teluk Luoyuan di Provinsi Fujian, Tiongkok. Desa nelayan tersebut sebenarnya tidak lagi pantas disebut desa, pasalnya desa tersebut memiliki ribuan rumah apung yang menjadi penyedia makanan laut bagi dua per tiga penduduk dunia.
Baca Juga :
Reaksi Bobby Nasution Setelah Dipecat PDIP
Namun, pemandangan itu kontras dengan desa nelayan di Teluk Luoyuan di Provinsi Fujian, Tiongkok. Desa nelayan tersebut sebenarnya tidak lagi pantas disebut desa, pasalnya desa tersebut memiliki ribuan rumah apung yang menjadi penyedia makanan laut bagi dua per tiga penduduk dunia.
Dilansir
Daily Mail,
desa nelayan tersebut menjadi penyokong utama industri perikanan Tiongkok yang bernilai 25 miliar poundsterling atau setara Rp494,9 triliun. Saking luasnya desa tersebut, seluruh teluk hampir ditutupi rumah kayu serta ribuan perahu.
Di bawah rumah tersebut, terbentang palang-palang kayu, jaring, juga kotak-kotak yang berisi hasil tangkapan laut, mulai dari kerang, kepiting, ikan, hingga lobster dan rumput laut.
Padahal, desa tersebut baru terbentuk 25 tahun lalu, saat industri perikanan Tiongkok mulai tumbuh.
Ahli biologi kelautan Dr Sun Tao dari Universitas Beijing menjelaskan, perikanan sudah menjadi bagian dari budaya Tiongkok sejak ratusan tahun lalu. “Hanya saja, waktu itu nelayan hanya mencari ikan di sungai dan pesisir laut. Namun, di akhir 1980-an, perikanan menjadi industri dan meledak sehingga membuat teluk penuh dengan rumah nelayan,” ucapnya.
Dr Tao juga mengatakan bahwa industri perikanan yang kini disebut marikultur, bahkan menjadi objek wisata tersendiri bagi turis mancanegara. Para wisatawan tersebut tertarik melihat desa nelayan apung terbesar sejagat yang memadati seluruh teluk, bagaikan sebuah kota di atas laut.
“Akibat perikanan yang meledak menjadi industri, nelayan membangun rumah di atas laut agar mereka bisa lebih mudah mencari ikan. Akibatnya, kini lautan pun dipadati rumah-rumah apung,” kata Dr Tao.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dilansir