Jual Bendera ke Kalimantan, Pria Asal Garut Raup Puluhan Juta

Penjual bendera
Sumber :
  • Aceng Mukaram/VIVAnews

VIVAnews - Awal Agustus 2014 di pelabuhan Dwikora Pontianak, Kalimantan Barat. Sebuah kapal penumpang baru saja menyandar di pelabuhan itu. Ratusan orang turun dari kapal. Mereka membawa sejumlah barang bawaanya.

Saat itu cuaca begitu panas menyengat kulit. Sesosok lelaki baru saja turun dari kapal yang membawanya dari pulau Jawa ke pulau Kalimantan. Harianta. Begitu nama lengkapnya. Ia berasal dari Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Pria berusia 49 tahun ini datang bersama istri tercintanya ke Kalimantan Barat.

Saat ditemui di pelabuhan, ia menceritakan terkait kedatangannya ke bumi Khatulistiwa ini. Ia  berencana menjual bendera dan umbul-umbul ke Kabupaten Sintang.

“Tujuan saya datang ke Kabupaten Sintang adalah mau menjual dagangan yang saya bawa ini. Jualan bendera ini untuk kebutuhan keluarga. Karena anak saya ini banyak. Mereka butuh biaya besar. Ini ada 50 karung saya bawa bendera dan umbul,” tuturnya saat mengawali percakapan dengan VIVAnews.

Harianta menuturkan, moment menjelang perayaan 17 Agustus menjadi berkah baginya. “Makanya saya jauh-jauh datang dari Garut ke sini. Ya mudah-mudahan aja laku semuanya,“ harapnya penuh dengan semangat ini.

Ia mengaku, sudah menjadi kebiasan untuk memasarkan bendera ini ke sejumlah wilayah yang ada di Indonesia ini.

“Saya pernah ke Papua tahun 2002 jualan bendera. Dulu tahun 2003, sudah jualan bendera ini di Pontianak. Tapi, sekarang saya ke Sintang, karena di sana ramai yang belinya,” kata Harianta yang dikarunai anak 12 ini.

Ratna, istri dari Harianta, yang mendampingi suaminya menjual bendera ini mengatakan, ia tetap setia kemanapun suaminya pergi.

“Ini sebagai wujud kesetian saya pada suami. Saya juga senang dan bahagia. Ana-anak saya udah pada besar, jadi saya tinggalkan juga nggak apa-apa. Mereka mengerti,” ucapnya tersenyum.

Ratna mengatakan, di daerah asalnya memang masyarakat di sana menjadi perajin pembuat bendera dan umbul-umbul.

“Di Leles itu ada pembuatan bendera. Makanya kampung kami disebut "Kampung Bendera". Karena, orang-orangnya semua bikin bendera menjelang 17 Sgustus ini,” tuturnya.

Namun demikian, dia menjelaskan, berjualan itu memang tidak selamanya mulus. “Kendala pasti ada. Kalau seandainya bendera ini nggak laku dijual, kami simpan aja setahun lagi,” ucap wanita berusia 40 tahun itu.

Ia bersama suaminya memiliki modal awal sebesar belasan juta saja. “Modal utama Rp10 juta-Rp 15 juta untuk satu orang pertama memulai. Dan modal itu tetap berputar juga. Keuntungannya besar juga,” ucapnya.

Harga yang ia jual untuk umbul-umbul Rp25 ribu, bandir Rp35 ribu, dan bakron ukuran 10 meter Rp250 ribu. “Omsetnya selama musim jualan bendera ini Rp80 juta,” katanya.

Lain halnya, Dika.  Pria yang mengaku berasal dari Kota Bandung itu mengatakan, setiap tahun ia selalu berjualan bendera ke Kota Pontianak.

"Setiap tahun saya datang ke Pontianak khusus jualan bendera, menjelang perayaan kemerdekaan RI,” katanya, saat dijumpai di Jalan Sultan Syahrir, Kecamatan Pontianak Kota.

Satpol PP dan Dispar DKI Atur Jam Operasional Tempat Hiburan Selama Ramadhan

Harga Variatif

Dika mengaku datang bersama tiga orang temannya dan sejumlah rombongan lainnya, "Kami ke sini bersama rombongan lain yang berbeda bos (pemilik dagangan), tapi semuanya berasal dari Jawa Barat,” katanya.

Harga bendera yang dijual pun bervariasi berdasarkan ukuran, dari harga Rp20 ribu hingga Rp120 ribu untuk bendera tiang. Penghasilan yang ia didapatkan cukup pantanstis, bisa mencapai Rp300 ribu, Rp1 juta per hari hingga Rp5 juta.

Dika membandingkan harga bendera di Kota Pontianak relatif murah, dibandingkan dengan harga di pulau Jawa. Namun, pembeli di sini cukup banyak. Hal itulah yang mendatangkan untung bagi dia dan bersama teman-temannya.

"Kami bertiga bawa delapan karung besar.  Dan berdasarkan pengalaman kita di tahun-tahun sebelumnya, itu biasanya terjual habis," jelasnya.

Pendapatan yang ia terima cukup lumayan, yakni Rp5 juta per bulan untuk satu orang, bebas penginapan, makan dan transportasi. (ren)

24 Daerah Harus Coblos Ulang Pilkada 2024
Es Kopyor Imitasi

Chef Devina Bagikan Resep Es Kopyor Imitasi Cocok Diminum saat Buka Puasa, Nyegerin Banget!

Es kopyor imitasi jadi pilihan minuman yang cocok untuk berbuka puasa bersama keluarga atau teman-teman. Selain menyegarkan, menu ini tergolong cukup mudah dibuat di ruma

img_title
VIVA.co.id
28 Februari 2025
img-logo
img-logo

Bantu kami untuk memperbaiki kualitas siaran TvOne dengan mengisi survey berikut