Jelang Lebaran, Perajin Dodol Khas Depok Kebanjiran Order
Rabu, 16 Juli 2014 - 07:07 WIB
Sumber :
- Zahrul Darmawan/VIVAnews
VIVAnews
- Jelang Hari Raya Idul Fitri, perajin dodol khas Depok mulai kebanjiran order. Tak hanya konsumen lokal, dodol ini juga mampu menyedot kocek sejumlah pelanggannya asal luar negeri.
Salah satu pengrajin dodol di Depok adalah produksi UKM Alam Lestari yang berlokasi di Jl. KH Usman RT 04/06 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji. Di tempat ini, sejumlah pekerja yang rata-rata kaum ibu mulai sibuk, lantaran harus memenuhi jumlah pesanan yang mencapai ribuan.
Rokiyah, Pimpinan UKM Alam Lestari, mengatakan bahwa pada hari biasa, pihaknya hanya memproduksi 50 kilogram untuk sepekan. Namun kini, dalam waktu sehari bisa memproduksi hingga 60 kilogram lebih. Bahkan, menjelang hari raya Lebaran tahun ini, bisa memproduksi hingga satu ton dodol.
"Sekarang ini, sudah setengah ton yang terjual. Dan, ini masih harus memproduksi setengah ton lagi," ujarnya, Selasa 15 Juli 2014.
Rokiyah menjelaskan, untuk satu kali produksi diperlukan 12 liter tepung beras ketan yang dicampur dengan santan, gula merah, dan gula putih. Sekali produksi, pihaknya mampu menghasilkan 30 kilogram dodol yang prosesnya cukup lama.
Setidaknya diperlukan waktu hingga delapan jam. Itu pun, tidak langsung bisa dikemas karena harus didiamkan semalam untuk menghilangkan uap panas dalam adonan.
Rokiyah menuturkan, dodol buatannya tidak menggunakan bahan pengawet. Proses pengerjaan dilakukannya sejak pukul 04.00 WIB. "Saya nggak pakai pengawet, cuma pakai gula putih yang banyak untuk mengawetkan hingga tiga bulan," ucapnya.
Dodol yang diproduksi itu dijual kepada konsumen Rp45.000 per kilogram. Kemasan yang tersedia antara lain 250 gram, 500 gram hingga 2,5 kilogram.
Namun, rata-rata pelanggan dodolnya itu memesan dalam ukuran 2,5 kilogram yang digunakan sebagai hantaran Lebaran.
"Untuk ngejar pesanan yang belum dibuat. Tahun lalu saja sampai 900 kilogram yang habis terjual, saat ini sudah ada sekitar 1.000 pemesan," ungkapnya.
Hal yang sama dikatakan pembuat Dodol lainnya, Suryati yang mengaku, jumlah konsumennya semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan, menjelang Lebaran tahun ini, dia terpaksa menolak permintaan beberapa konsumen karena takut tidak sanggup memenuhi pesanan.
Bila di hari biasa, Suryati bisa membuat sebanyak 22 kilogram dodol dalam seminggu. Namun, di bulan puasa ini, dia membuat 40 kilogram dodol setiap hari.
"Kalau kami tidak tolak, mungkin bisa membuat 60 kilogram tiap hari. Tetapi saya tidak sanggup, kurang tenaga pekerjanya," tuturnya. (asp)
![Ayam goreng dengan aneka rasa.]()
![img_title]()
Baca Juga :
Enggak Sabar Menunggu iQOO 13
"Sekarang ini, sudah setengah ton yang terjual. Dan, ini masih harus memproduksi setengah ton lagi," ujarnya, Selasa 15 Juli 2014.
Rokiyah menjelaskan, untuk satu kali produksi diperlukan 12 liter tepung beras ketan yang dicampur dengan santan, gula merah, dan gula putih. Sekali produksi, pihaknya mampu menghasilkan 30 kilogram dodol yang prosesnya cukup lama.
Setidaknya diperlukan waktu hingga delapan jam. Itu pun, tidak langsung bisa dikemas karena harus didiamkan semalam untuk menghilangkan uap panas dalam adonan.
Rokiyah menuturkan, dodol buatannya tidak menggunakan bahan pengawet. Proses pengerjaan dilakukannya sejak pukul 04.00 WIB. "Saya nggak pakai pengawet, cuma pakai gula putih yang banyak untuk mengawetkan hingga tiga bulan," ucapnya.
Dodol yang diproduksi itu dijual kepada konsumen Rp45.000 per kilogram. Kemasan yang tersedia antara lain 250 gram, 500 gram hingga 2,5 kilogram.
Namun, rata-rata pelanggan dodolnya itu memesan dalam ukuran 2,5 kilogram yang digunakan sebagai hantaran Lebaran.
"Untuk ngejar pesanan yang belum dibuat. Tahun lalu saja sampai 900 kilogram yang habis terjual, saat ini sudah ada sekitar 1.000 pemesan," ungkapnya.
Hal yang sama dikatakan pembuat Dodol lainnya, Suryati yang mengaku, jumlah konsumennya semakin meningkat setiap tahunnya. Bahkan, menjelang Lebaran tahun ini, dia terpaksa menolak permintaan beberapa konsumen karena takut tidak sanggup memenuhi pesanan.
Bila di hari biasa, Suryati bisa membuat sebanyak 22 kilogram dodol dalam seminggu. Namun, di bulan puasa ini, dia membuat 40 kilogram dodol setiap hari.
"Kalau kami tidak tolak, mungkin bisa membuat 60 kilogram tiap hari. Tetapi saya tidak sanggup, kurang tenaga pekerjanya," tuturnya. (asp)
Baca Juga :
Flavor Malika Heat Balik Lagi, Hadirkan Ayam Renyah dengan Citarasa Rempah yang Otentik
Masakan Indonesia yang kaya dengan bumbu dan rempah sudah pasti digemari. Apalagi jika dipadukan dengan ayam goreng renyah, hingga rasa rempahnya begitu menyerap.
VIVA.co.id
26 Oktober 2024
Baca Juga :
