Pereda Nyeri Sebenarnya Ada di Dalam Air Liur
- istockphoto
VIVAnews - Obat penahan sakit sejati datangnya dari dalam diri. Itu bukanlah hanya ungkapan semata, tetapi benar adanya. Peneliti menemukan, jika obat penahan rasa sakit ternyata ada di dalam air liur kita sendiri.
Dilansir melalui laman Nature, Kamis, 10 Juli 2014, air liur manusia sejatinya mengandung opiorphin, sebuah pereda rasa sakit yang kekuatannya enam kali lebih ampuh dibandingkan morfin. Demikian dijelaskan oleh Catherine Rougeot, peneliti dari Pasteur Institute di Paris, Prancis. Temuan Rougeot dan timnya ini diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.
"Rasa sakit bisa ditahan karena opiorphin mampu mencegah kerusakan senyawa dalam tubuh yang bernama enkephalins, untuk kemudian mengaktifkan reseptor opiat yang menghalangi sinyal rasa sakit agar tidak diterima oleh otak," ujar Rougeot.
Temuan Rouegot dan rekannya ini merupakan hasil dari penelitian terhadap tikus selama bertahun-tahun. Rougeot menemukan adanya senyawa bernama sialorphin pada tikus yang mampu menahan rasa sakit pada tikus. Kemudian, dengan menganalisa sampel air liur manusia, ditemukanlah opiorphin pada manusia.
Namun, menurut peneliti dari Glasgow Caledonian University, Alistair Corbett, substansi opiorphine sejatinya hanyalah sebuah mekanisme untuk mencegah rasa sakit, tetapi tidak memiliki peran utama terhadap rasa sakit dalam tubuh. "Substansinya hanya mencegah senyawa kimia dari rasa sakit itu untuk menyebar sampai ke otak," ujarnya.
Dalam penelitian yang dilakukan Rougeot, tikus harus mengalami sedikit penyiksaan agar bisa merasakan sakit. Para ilmuwan itu kemudian membandingkan reaksi tikus yang menggunakan opiorphin dengan tikus yang hanya menggunakan sejumlah morfin.
Hasilnya, untuk bisa berkegiatan normal dalam rasa sakit yang hebat, tikus membutuhkan konsumsi morfin enam kali lebih banyak ketimbang tikus yang menggunakan opiorphin.
Peneliti menyebutkan jika opiorphin merupakan pereda sakit yang cukup menjanjikan, karena sudah ada dalam tubuh. Bisa digunakan untuk mengurangi reaksi buruk dari sakit yang diderita, atau kecanduan terhadap sesuatu. Namun, masih harus diteliti lebih lanjut berapa dosis yang dimungkinkan untuk bisa diterapkan pada manusia. (asp)