50 Persen Jajanan Berbuka Mengandung Zat Berbahaya

Jajanan di Pasar Ramadan Benhil
Sumber :
  • VIVAlife/Al Amin
VIVAnews -
Jajanan berbuka puasa ramai dijual di banyak tempat di Jakarta, salah satunya di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DKI Jakarta melakukan inspeksi mendadak untuk mengetahui adanya zat berbahaya dalam makanan tersebut.


Selain tim BPOM DKI ada juga Suku Dinas Kesehatan, Jakarta Selatan dan pengelola pasar yang melakukan pemeriksaan. Penyisiran jajanan dilakukan terhadap para pedagang makanan di lantai dasar Pasar Tebet Barat.


"Ada 20 sampel makanan yang kami ambil dan langsung diuji di mobil laboratorium keliling untuk dicek apakah ada kandungan formalin, borak, methanil yellow, atau rhodamin b," ujar Kepala Balai BPOM DKI Jakarta, Dewi Prawitasari di Jakarta, Senin 7 Juli 2014.
Afsel Akan Ajukan Memo ke Mahkamah Internasional untuk Buktikan Genosida Israel di Gaza


IHSG Dibuka Memerah, tapi Berpeluang Break Resistance
Makanan olahan yang dicek, kata Dewi seperti asinan, soto padang, kue putu mayang, pepes tahu, pepes teri, dan aneka ragam kerupuk. Setelah diuji, hasilnya cukup mengejutkan. "Dari sampel yang diambil ada 50 persen yang mengandung zat berbahaya," ungkap Dewi.

Korban Tewas di Gaza Hampir 42 Ribu pada Satu Tahun Perang Israel

Dewi mengungkapkan, menu olahan segar seperti asinan memiliki lebih dari satu jenis zat berbahaya. Meski tak mengungkapkan detail, namun Dewi mengaku mie dalam asinan mengandung methanil yellow.


"Tahu dalam asinan mengandung formalin dan ada juga boraksnya. Bahkan makanan pepes juga mengandung formalin," kata Dewi.


Mengkonsumsi makanan tersebut, Dewi mengatakan, dapat mengakibatkan penyakit kanker hati dan kandung kemih. Para pedagang yang terbukti menjual makanan yang mengandung zat berbahaya itu langsung diberi teguran dan pergerakan mereka dipantau oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya