Diplomasi Jadi Alasan Indonesia Masuk WTO

Logo Konferensi Tingkat Menteri WTO 2013 di Bali
Sumber :
  • REUTERS/Edgar Su
VIVAnews
Bikin Kegiatan Donor Darah di Jaksel, AAI Siapkan Konsultasi Hukum Gratis ke Warga
- Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, turut angkat bicara tentang pernyataan calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, yang menyinggung soal World Trade Organization (WTO). Kala itu, Joko Widodo menyebut produk Indonesia tidak masuk ke pasar global, kalau tak mengikuti WTO.
CEO Speaks Nextgen Startup Day: Kupas Tuntas Ketahanan Bisnis di Tengah Startup Berguguran

"Yang paling penting adalah apa yang kita rundingkan di WTO," kata Bayu di sela seminar bertajuk "The World Bank, Indonesia: Avoiding The Trap" di Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Senin 23 Juni 2014.
Gerindra Dukung Maruarar Sirait Gelar Sayembara Rp8 Miliar untuk Tangkap Harun Masiku


Dia menjelaskan, keikutsertaan Indonesia dalam organisasi itu penting. Hal tersebut karena Indonesia bisa berdiplomasi tentang perdagangan dengan negara-negara lain.

"Menurut saya, apa yang kita lakukan sekarang tentunya bukan masalah kuat atau tidak kuat. Masalahnya, bagian dari diplomasi yang bisa kita capai. Itu yang paling penting," kata dia.

Itulah yang menjadi alasan Bayu mengapa Indonesia harus tetap menjadi bagian WTO. "Kalau keluar dari WTO, kita rugi, sehingga tidak ada di meja perundingan itu," ujar dia.

Seperti diketahui, Joko Widodo menyebutkan kerugian Indonesia kalau tidak mengikuti organisasi perdagangan dunia itu. Mantan wali kota Solo itu mengklaim produk Indonesia bakal sulit menembus pasar kalau tak ikut WTO.

"Kalau tidak ikut WTO, barang-barang kita akan sulit masuk ke sebuah negara. Kita ikut, WTO juga akan untung asal kita produktif," kata dia dalam acara debat capres putaran ketiga di Hotel Holiday Inn, Jakarta, tadi malam, Minggu 22 Juni 2014. (art)
Kementerian Ekonomi Kreatif Gandeng BRIN

BRIN Diperlukan untuk Bantu Riset dan Data Terkait Pengembangan Ekonomi Kreatif

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam pengambilan kebijakan strategis di Kementerian Ekonomi Kreatif. Men

img_title
VIVA.co.id
29 November 2024