Buku Ini Tak Terbukti Dijilid dengan Kulit Manusia

Ilustrasi buku
Sumber :
  • iStock
VIVAlife
Dicari Orang yang Bisa Desain Perhiasan, Berkesempatan Dapat Uang Total Rp 67 Juta!
- Sebuah buku yang sebelumnya diduga dijilid dengan menggunakan kulit manusia ternyata tidak terbukti. Berdasarkan uji ilmiah, buku dari abad ke-17 yang dimiliki Harvard Law School itu ternyata dijilid dengan menggunakan kulit domba.

Terungkap, Alasan Mengapa Wanita Korban KDRT Masih Pilih Bertahan dengan Pasangannya

Kurator buku langka Harvard Law School Library, Karen Beck, menuturkan bahwa penemuan ini terungkap setelah dilakukan analisis terhadap sembilan sampel dari sampul depan dan belakang, pengikat dan lem dari buku hukum Spanyol yang diterbitkan sekitar tahun 1605-1606 itu. Ada pun lem yang ditemukan mengandung kolagen sapi dan babi.
10 Seleb yang Bersuara soal Gus Miftah Maki Penjual Es Teh, Respons Deddy Corbuzier Kok Gini?


Mulanya, buku tersebut diperkirakan dijilid dengan menggunakan materi kulit manusia lantaran terdapat tulisan yang berbunyi bahwa seorang pria bernama Jonas Wright "dikuliti hidup-hidup." Kurator dan ahli dermatologi pun meneliti buku tersebut selama bertahun-tahun  untuk mengetahui kebenarannya.


Ilmuwan dari Harvard kemudian melakukan pengujian dengan menggunakan teknik untuk mengidentifikasi protein yang disebut dengan
peptide mass fingerprinting.
Tujuannya, untuk membedakan sampel dari sumber perkamen lain, seperti sapi, rusa, kambing, dan kulit manusia.


Buku tersebut tiba di Harvard Law School sekitar tahun 1946. Menurut Beck, mungkin saja buku tersebut memiliki jilid yang berbeda dalam sejarahnya.


Meski demikian, ia bertanya-tanya mengapa ada seseorang yang menulis prasasti semacam itu jika Jonas Wright sebenarnya adalah nama domba. Beck pun menuturkan, tulisan tersebut mungkin saja hasil dari imajinasi mengerikan seseorang.


Buku dengan jilid kulit domba ini pun tengah digitalisasi dan akan tersedia di sistem perpustakaan online Harvad pada akhir tahun ini.


Sejak abad ke-16


Menurut blog perpustakaan Harvard, praktik menjilid buku dari kulit manusia telah dilakukan sejak abad ke-16. Praktik tersebut disebut dengan
anthropodermic bibliopegy
. Biasanya kulit yang digunakan adalah milik para penjahat yang dihukum atau seseorang yang meminta diabadikan untuk keluarga atau kekasih mereka dalam bentuk jilid buku.


Harvard memiliki dua buku lain yang diduga dijilid dengan menggunakan kulit manusia. Buku tersebut antara lain buku tentang meditasi pada jiwa yang diterbitkan oleh penulis Prancis, Arsene Houssaye, pada abad ke-19. Buku lainnya adalah salah satu edisi Metamorphoses yang diterbitkan pada abad ke-16.


"Ada pori-pori besar di bagian depannya," ujar asisten kurator dari Houghton Library, Heather Cole, menanggapi soal buku yang diterbitkan Houssaye.


"Ini terlihat berbeda dari normalnya jenis kulit yang digunakan untuk menjilid buku."


Cole menuturkan, buku itu berisi catatan teman sang penulis yang berprofesi sebagai dokter. Kulit yang digunakan berasal dari pasien perempuan yang sakit jiwa dan meninggal karena stroke. (adi)


Sumber: Reuters
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya