Mengintip Secuil Bukti Surga di Qurna

Pohon Surga
Sumber :
  • Panoramio
VIVAlife
Tampil di GBK Setelah Timnas Indonesia Menang dari Arab, Ini Kata Yura Yunita
- Tak ada yang istimewa dari pepohonan di sudut Qurna, Irak bagian Selatan. Mereka hanya sekelompok pohon mati yang daunnya sudah meranggas meninggalkan batang. Tubuh pohon-pohon itu pucat, tak ada kehidupan mengalir di dalamnya.

Gaya 'Tengil' Marselino Ferdinan Saat Selebrasi jadi Sorotan, Disebut Mirip Cristiano Ronaldo

Namun, selama berabad-abad ribuan wisatawan mengunjunginya. Perlakuannya pun tak sesederhana pepohonan biasa. Mereka dibentengi dinding beton, dijaga rantai besi. Ia terlindung sepenuhnya dari tangan-tangan jahil yang selalu ramai mengunjungi.
Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dibebaskan, Presiden Filipina: Terima Kasih Prabowo


Menilik legendanya, tak heran pepohonan itu dianggap sedemikian istimewa. Penduduk setempat percaya, itu merupakan secuil bukti surga pernah ada di Bumi. Pepohonan itu dianggap bagian dari taman firdaus yang pernah ditinggali Adam dan Hawa.


Mengutip laman
Atlas Obscura
, Tree of the Knowledge of Good and Evil, adalah julukan untuk pepohonan itu.


Legenda pohon surga semakin dipercaya mengingat Qurna juga menyisakan keindahan selayak surga. Di sana mengalir Sungai Tigris dan Sungai Efrat. Keduanya menyatu sebelum bermuara ke Teluk Persia. Konon, Tigris dan Efrat adalah dua dari empat sungai di surga.


Hingga kini, tak ada yang bisa memastikan spesies Tree of the Knowledge of Good and Evil. Tak bisa diketahui pula sejak kapan pepohonan itu tumbuh di tempatnya.


Tentara Inggris pernah dikabarkan merusaknya usai Perang Dunia I, sampai beberapa pohon runtuh. Akhirnya, pohon-pohon yang tersisa dipagari beton dan dilengkapi taman kecil. Di bawah pemerintahan Saddam Hussein, sebuah kuil dibangun di dekatnya.


Menariknya, kuil itu sengaja didirikan untuk memantapkan gambaran manusia akan surga. Pembangunannya memadukan banyak budaya dan agama, seperti cerita surga. Selain meleburkan ciri khas Islam dan Kristen jadi satu, gaya Yahudi juga disertakan pada kuil.


Penduduk sekitar pun menganggap pohon itu suci. Ketika salah satu ada yang mati, mereka akan menanam lagi demi menjaga kelestarian kesucian. Sementara itu, yang sudah mati, akan dibiarkan membusuk dan kerap dikelilingi wisatawan untuk memanjatkan doa. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya