Cuaca Buruk, Tali FSO Cinta Natomas Putus di Lepas Pantai Tuban

Cuaca Buruk
Sumber :
  • ANTARA/Budi Afandi
VIVAnews - Mooring hawser atau tali pengikat Floating Storage and Offloading (FSO) Cinta Natomas di lepas pantai Tuban, Jawa Timur, putus akibat cuaca buruk. Saat itu, ketinggian gelombang laut mencapai 4-5 meter dan kecepatan angin 25 knot.
Spot Wisata Seru di Tanjung Lesung Banyak Banget, Bisa Buat Ide Liburan Natal dan Tahun Baru!

Manajemen Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOB PPEJ) membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, peristiwa itu terjadi akibat force majeure atau keadaan akibat cuaca buruk yang melanda perairan Laut Jawa.
Reputasi Whitelist Harus Dijaga, PT BKI Ajak Terus Tingkatkan Kualitas Kapal Berbendera Indonesia

"Itu kemudian mengakibatkan putusnya tali pengikat atau mooring hawser FSO Cinta Natomas," kata General Manager JOB PPEJ, Eddy Frits Dominggus, Kamis 23 Januari 2014.
Gelar Rapimnas, Kadin Bakal Selaraskan Program dengan Asta Cita Prabowo

Dia menjelaskan, peristiwa itu terjadi pada Selasa pagi sekitar pukul 06.15 WIB di laut Kabupaten Tuban. Akibatnya, FSO Cinta Natomas terpisah dengan SBM (Single Buoy Mooring), sehingga terjadi penghentian pengiriman crude oil dari Central Processing Area (CPA) Mudi.

"Memang ada force majeure yang membuat putusnya tali penambat kapal. Itu terjadi karena cuaca memang buruk, ombak laut tingginya hingga lima meter berpadu dengan kecepatan angin yang mencapai 25 knot. Itu mengakibatkan kapal terhempas-hempas hingga satu tali penambatnya putus," ujar Eddy.

Sementara itu, perbaikan diperkirakan memakan waktu hingga lima hari. Dan, itu tergantung keadaan cuaca. Bila cuaca tidak berubah, perbaikan membutuhkan waktu lebih lama. Dia menyebut, informasi yang diperoleh, cuaca baru membaik pada Sabtu.

JOB PPEJ, Eddy melanjutkan, telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan sesuai SOP migas agar operasi migas tidak menimbulkan dampak luas yang merugikan para pemangku kepentingan.

Dia menambahkan, FSO Cinta Natomas sempat terseret beberapa ratus meter ke arah timur. Kemudian, dengan bantuan dua Tug Boat berhasil dibawa ke lokasi aman dan FSO buang sauh atau jangkar dan ditambat sekitar tiga mil dari lokasi sandar semula.

Akibat peristiwa itu, selang penyalur minyak mentah atau floating hose terputus, sehingga ada sebagian minyak yang tersisa di dalam hose tumpah ke laut. Tumpahan minyak itu akan langsung dibersihkan saat cuaca membaik.

Eddy mengatakan, situasi ini tidak sampai mengakibatkan shutdown total. Alasannya, produksi minyak masih bisa ditampung di CPA Mudi. "Tidak sampai shutdown total, kami hanya menurunkan produksi. Setelah bisa diperbaiki, produksi akan ditingkatkan lagi," tuturnya. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya