Peneliti: Ihwal Kapal Selam Era Hitler Masih Misterius
Rabu, 20 November 2013 - 15:22 WIB
Sumber :
- Bundesarchiv, Bild 183-2004-0312-507 / CC-BY-SA
VIVAnews -
Temuan kapal selam U-Boat jenis U-168 yang berlogo Nazi di perairan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah, membuka lembaran misteri baru tentang keberadaan kapal selam itu.
Pasalnya, jika menilik sejarah Perang Dunia II, kapal selam banyak beroperasi di perairan Pasifik Utara. Namun, temuan kapal selam Jerman era Hitler itu dinilai cukup unik.
Baca Juga :
Cara Ricky Harun Menjaga Kesehatan, Kombinasi Antara Suplemen Propolis dan Olahraga Rutin
Baca Juga :
Bambang Pacul soal Hasil Quick Count Pilgub Jateng: Cuaca Sedang Tidak Baik-baik Saja di Kami
Pasalnya, jika menilik sejarah Perang Dunia II, kapal selam banyak beroperasi di perairan Pasifik Utara. Namun, temuan kapal selam Jerman era Hitler itu dinilai cukup unik.
"Kenapa kapal selam ini kemudian di perairan Indonesia? Ini masih jadi pertanyaan. Terlebih lagi di Jawa," kata Priyatno Hadi, Ketua Tim Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional kepada
VIVAnews,
Rabu 20 November 2013.
Priyatno menambahkan, para peneliti saat ini belum bisa memastikan skema apa yang bisa menjelaskan kehadiran kapal selam itu di perairan Karimun Jawa.
"Kalau terbawa arus, kemungkinan itu terlalu jauh. Kalau kapal itu membawa misi rahasia melawan Belanda dan sekutunya juga masih didalami," tambah dia.
Priyatno mengatakan, tim peneliti masih menjalani proses identifikasi sampel yang diambil dari bangkai kapal berlapis baja itu. "Temuan awal ini sedang ditindaklanjuti. Informasi yang didapat belum banyak," kata dia.
Sebelumnya disampaikan, informasi keberadaan kapal selam ini berawal dari laporan nelayan lokal yang kemudian diteruskan ke Pusat Arkeologi Nasional melalui penyelam lokal.
"Informasi adanya kapal itu sudah sejak setahun lalu, baru kami tindaklanjuti saat ini karena kendala anggaran," kata Priyatno membeberkan.
Temuan kapal selam itu dilakukan oleh 16 orang dari unsur peneliti dan penyelam. Secara rinci enam peneliti Arkeologi Nasional, empat peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta dan enam penyelam lokal.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Kenapa kapal selam ini kemudian di perairan Indonesia? Ini masih jadi pertanyaan. Terlebih lagi di Jawa," kata Priyatno Hadi, Ketua Tim Peneliti dari Pusat Arkeologi Nasional kepada