Empat Masalah Kaki Akibat Sering Berlari
VIVAlife - Dikenal sebagai olah raga yang mudah dan murah, lari menjadi tren. Ia tak hanya dijadikan cara terbaik membentuk tubuh dan menurunkan berat badan, tetapi juga gaya hidup kaum urban di kotra metropolitan. Komunitas lari pun bermunculan.
Lari juga bisa menjadi aktivitas penghimpun massa. Segala kegiatan yang berhubungan dengan lari, pasti diminati banyak orang. Perhelatan terbesar terakhir yang digelar Minggu kemarin, Mandiri Jakarta Marathon, diikuti puluhan ribu peserta dari puluhan negara di dunia.
Namun, terlalu banyak berlari ternyata bisa mengorbankan kesehatan kaki. Apalagi jika jarak yang ditempuh terlalu jauh dan alas kaki yang dipakai sudah tak laik lagi. Mengutip laman Fit Sugar, berikut beberapa masalah yang jamak terjadi pada kaki seorang pelari.
Kuku kaki hitam
Ketika memakai sepatu yang tidak pas, kaki bergeser maju setiap melangkah. Itu bisa melukai kuku. Akibatnya, terjadi pendarahan di bawah kuku (hematoma subungual). Rasa nyeri kerap dirasakan. Bahkan, masalah ini bisa menyebabkan kehilangan kuku kaki.
Cara mencegah: pastikan sepatu pas, tidak terlalu sempit atau longgar. Harus ada jarak yang cukup antara jempol dan ujung sepatu, tanpa tumit bergeser ke atas dan ke bawah. Menjaga kuku kaki tetap rapi dengan dipotong dan dibersihkan secara rutin juga penting.
Plantar fasciitis
Plantar fasciitis merupakan ligamen yang menghubungkan tulang di tumit ke jari kaki. Jika tulang itu terbentang terlalu jauh, akan terjadi inflamasi. Akibatnya, terasa nyeri setiap melangkah, bahkan saat hanya berdiri.
Cara mencegah: pilih sepatu kets yang mendukung bentuk kaki. Jangan memaksa menggunakan sepatu lama yang sudah tak laik. Perhatikan jalur lari, hindari berlari di permukaan jalan yang kasar. Selain itu, jangan habiskan waktu terlalu banyak untuk berlari karena dapat menyiksa kaki.
Melepuh
Kulit kaki memang tebal dan keras. Tapi jika terus tergesek, lembab, dan terkena panas konstan, akan ada cairan di antara lapisan atas dan bawah kulit. Cairan itu membuat kulit seakan-akan melepuh dan sangat menyakitkan. Lebih parah lagi jika terbuka dan mengeluarkan nanah.
Cara mencegah: pastikan sepatu lari pas. Jika memakai sepatu baru, pakailah secara bertahap, jangan langsung jarak jauh. Pakai juga kaus kaki berkualitas yang dapat menyerap keringat dengan baik. Jika cairan di kulit kaki mulai membentuk, tutuplah dengan plester untuk mencegah iritasi.
Tumit pecah-pecah
Ketika kulit kaki kering, besar kemungkinan berujung pada kulit pecah-pecah. Jika kulit yang pecah itu terlalu dalam, dapat menyebabkan luka dan infeksi.
Cara mencegah: saat kulit kaki kering, gosok perlahan dengan batu apung saat mandi. Sel-sel kulit mati akan mengelupas. Setelah itu, jangan lupa mengolesinya dengan pelembab. Hindari memakai alas kaki yang mengekspos kulit, karena dapat membuat kulit lebih kering. (eh)